Judul buku :
Teologi Perjanjian Baru
Penulis :
Leon Morris
Penerbit :
Gandu Mas
TULISAN-TULISAN PAULUS
Paulus seorang sangat berbakat. Karya
pelayanannya yang sangat luas dan efektif menjadi lebih mudah oleh karena ia
akrab dengan dua dunia, yaitu dengan dunia agama Yahudi dan dunia Helenisme
(mungkin kita perluh menambahkaan satu dunia lagi, yakni dunia Romawi). Lain
sekali dengan cara menghadapinya tulisan-tulisan Yunani. Jelas karena paulus
menguasai bahasa Yunani, maka semuaharta pustaka Yunani terbuka baginya. Namun
dalam semua tulisannya hanya dua kali ia mengutip penulis Yunani (I Kor. 15:33;
Titus 1:12; Lukas mengungkapkan satu kutpan lagi, yakni dalam salah satu
khotbah, Kisah 17:28). Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan Israel. Bahkan
dalam tulisan-tulisannya kepada orang-orang bukan Yahudi ia menyebut Abraham
“bapa leluhur Jasmani kita” dan Ishak “bapa leluhur kita” (Roma 4:1;9:10), dan
ia mengacu pada “nenek moyang kita semua” (I Kor. 10:1).
Allah Sebagai Pusat Segalanya
Paulus seorang tergila-gila pada Allah dan
ia selalu berbicara tentang Dia menjadi yang pusat pemikirannya. Apa saja yang
dia uraikan, dia menghubungkan dengan Allah. Ia mengajarkan bahwa Allah
berdaulat atas kehidupan kita dalam semua aspeknya, sehingga tidak ada satu bagian
pun dari pengalaman kita yang dapat kita anggap tidak ada hubungannya dengan
Allah. Bagi Paulus ,Allah itu penting dimana-mana pada masa sekarang dan ia
menantikan denga penuh harapan kedatangan zaman ituketika Allah akan menjadi
“semua di dalam semua” (II Kor. 15:28).
Karya Penyelamat Oleh Allah Melalui Kristus
Hal ini tidak berati bahwa paulus
memikirakan semuanya itu dari “awan-awan”. Dia bukanlah seorang teoritikus yang
tidak praktis dan pada masa yang lalu ketika ia belum menjadi seorang Kristen,
Paulus sudah merasa puas dengan kedudukannya (Filipi 3:4-6). Dengan
perjumpaannya dengan Kristuslah yang mengubah segala-galanya. Denga perjumpaan
itu dia memulai suatu cara hidup yang sama sekali baru. Masuknya Yesus ke dalam
dunia ini bertujuan dalam semuanya itu (I Kor. 1:23). Kita semua orang berdosa yang membutuhkan
penebusan. Kita telah gagal berbuat yang terbaik dan yang termulia yang kita
ketahui.
Penghakiman
Dia adalah “Tuhan, Hakim yang adil” yang
akan mengnugrahkan “mahkota kebenaran” pada hari penghakiman (II Tim.
4:8). Dalam tulisan-tulisan paulus
penghakiman selalu diadakan berdasarkan perbuatan-perbuatan (Roma 2:6; I Kor.
3:8), meskipun Sang rasul sangat menekankan bahwa keselamatan itu semata-mata
karena kasih karunia.
Dunia Jahat Yang Sekarang Ini
Paulus melihat sejumlah faktor lain
mempersulit hidup manusia di dalam apa yang dia sebut “dunia jahat yang sekrang
ini” (Gal.1:4; Maz.24:1;IKor.10:26; Roma. 8:20-22). Paulus tidak
terang-terangan mengatakan, namun yang ia maksudkan pasti bahwa jatuhnya
manusia ke dalam dosa membawa dampak bagi seluruh ciptaan, tentu saja terutama
bagi manusia, tetapi dalam batas tertentu juga bagi segala sesuatu yang lain.
Gagasan mengenai roh-roh jahat tidaklah lazim pada zaman kita, meskipun
akhir-akhir ini banyak orang mengakui adanya roh-roh jahat itu. Tidak dapat di
sangkal bahwa kejahatan meresapi bayak
aspek kehidupan modern. Sungguh suatu fakta yang mengherankan dan menyedihka
bahwa manusia yang berperadaban tinggi menimbulkan kengerian-kengerian yang
lebih hebat dari pada orang barbar. Kengerian karena bom atom, perang kimia,
kelaparan masyarakat, belum lagi berbagai politik.
Hidup Dalam Roh
Bukanlah suatu pendapat yang asing bagi
orang-orang zaman dulu bahwa kadang-kadang roh ilahi datang ke dunia ini dan
“menguasai” orang-orang yang beribadah. Dari sebab itu orang akan mengerti jika
orang-orang Kristen berbicara mengenai Roh yang ada “dalam” diri orang yang
beriman (mis. Roma 8:9, 11; I Kor. 3:16). Ada dua perbedaan yang penting dalam
cara orang Kristen memahami kehadirat Roh tersebut. Perbedaan pertama muncul
dari kenyataan bahwa orang-orang kuno pada umumnya menganggap roh ilahi itu
hanya turun ke atas segelintir orang yang tertemuka. Perbedaan kedua berkenaan
dengan cara mengenal kehadirat Roh itu.
KITAB-KITAB INJIL SINOPTIS DAN KISAH PARA
RASUL
Pada bagia ini kita akan melihat ketiga
Injil sinoptis dan kisah para rasul, sebab kitab ini merupaka bagia dari karya
Lukas yang dua jilid itu. Dengan mengadakan studi secara demikian, saya sadar
akan kenyataan bahwa tanpa Injil! Sudah menjadi ajaran umum para penulis PB
bahwa Allah telah mengarjakan sesuatu yang unik dalam kehidupan, kematian , dan
kebangkitan Yesus,dan bahwa sesuatu yang unik itu merupaka hal yang paling
penting yang pernah terjadi.
Injil Lukas Dan Kisah Para Rasu: Doktri Tentang Allah
pada umumnya orang sepakat bahwa pengarang
yang sama telah menulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Ini menjadikan
pengarang tersebut seorang tokoh yang amat penting dalam studi PB, sebab kedua
tulisannya itu bersama-sama merupakan lebih dari seperempat bagia PB secara
keseluruhan. Pengarang ini memberikan sumbangan paling besar di antara para
pengarang lainnya, dari fakta tentang inspirasi ilahi pun, banyaknya tulisan
orang itu saja sudah mengharuskan kita untuk memberikan perhatian yang serius
kepada apa yang ditulisnya. Allah Yang Mahakuasa, kekuasaan Allah mampu
memberikan keselamatan, dan itu dilakukan-Nya sekehendak hati-Nya. namun
kekuasaan Allah lebih daripada itu. Keseluruhan semangat yang menjiwai Lukas
sewaktu menulis karyannya mengungkapkan bahwa baginya Allah adalah Hakikat
agung yang mahatinngi.
TULISAN-TULISAN YOHANES
Salah satu persoalah yang amat sulit dala PB timbul dari tulisan-tulisan Yohanes: Injil Yohanes, tiga suratnya dan
kitab Wahyu. Menurut pendapat tradisional semua tulisan itu bersal dari satu
pengarang, dan pengarang itu adalah Yohanes. Dewasa ini pandangan semacam itu
sudah ditinggalkan banyak orang. Dewasa ini sedikit sekali ahli memandang
karya-karya ituitu sebagai karya seorang rasul. Ada kecenderungan kuat untuk
menganggap bahwa ada satu golongan “Yohanes”, yakni sekolompok orang Kristen
mula-mula yang memiliki pandangan-pandangan yang sama, tetapi berbeda yang
dikatakanlah dengan Paulus, atau dengan sekelompok orang Kristen lainnya
pandangan mereka terangkum dalam gagasan-gagasan pada Injil sinoptis.
Injil Yohanes: Allah Sang Bapa
Yohanes memandang Allah sebagi Bapa dan ia
konsisten pada konsep ini. Ia memakai
istilah “Bapa” sebanyak 137 kali, terbanyak yang adadalam satu buku PB. Matius
memakainya sebanyak 64 kali, (pada urutan kedua dala soal jumlah); markus 18
kali, sedangkan Lukas 56 kali. Jadi, Yohanes memakai istilah itu dua kali lebih
sering daripada orang yang menduduki urutan kedua dalam hal seringanya memakai
istilah itu. Paling sering Yohanes memakai istilah tesebut untuk Allah (122
kali). Karena pengaruh Yohaneslah maka jemaat berbicara tentang Allah sebagai
“Bapa” dengan cara yang sangat khusus. Para penulis lain berbuat demikian juga,
akan tetapi hal itu tidak terlalu dominan seperti pada Yohanes. Dia memakai
kata “Allah” sebanyak 83 kali, jumlah yang lumayan tinggi. Akan tetapi istilah
yang menjadi kekhasannya ialah “Bapa”.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN BUKU INI
Kekurangan:
1.
Banyak kata-kata yang terulang
dalam satu pragraf
Kelebihan:
1.
Bahasanya gampang untuk
mengartikannya.
2.
Buku ini sangat untuk membantu
dalam pelayanan
3.
Menambah wawasan untuk
mengetahui dalam teolog
No comments:
Post a Comment