Judul buku :
Sosiologi Suatu Pengantar.
Penulis :
Soerjono Soekanto
Penerbit :
PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
APAKAH ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE)
Manusia sebenarnya di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa sebagai makhlu yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat disimpulkan dari
kemampuan berpikir,berkendak, dan merasa. Dengan pikirannya manusia mendapatkan
(ilmu) pengetahuan; dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya; dena
dengan perasaannya manusia dapat
mencapai kesenangan. Sarana untuk memeliharan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
dinamakan logika, sedangkan sarana-sarana untuk memelihara serta meningkatka
pola perilaku dan mutu kesenian, di sebut etika dan estetika. Apabila
pembicaraan dibatasi pada logika, hal itu merupakan ajaran yang menunjukkan
bagaimana manusia berpikir secara tepat dengan berpedoma pad aide kebenaran.
Ilmu-Ilmu
Sosial Dan Sosiologi
Ilmu-ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu-ilmu
tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang di
pelajarinya. Ilmu-ilmu sosial belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil
tetap yang di terima oleh bagian terbesar masyarakat karena ilmu-ilmu tersebut
belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat
manusia yang selau berubah-ubah. Istilah
sosial (social) pada ilmu-ilmu sosial mempunayi arti yang berbeda dengan
misalnya istilah sosialisme atau istilah sosial pada Departemen sosial.
Defenisi
Sosiologi Dan Sifat Hakikatnya
Merumuskan suatu definisi (batasan makna) yang dpat
mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat, dan hakikat yang di masksud dalam
beberapa kata dan kalmia yang merupakan hal yang sangat sukar. Oleh sebab itu,
suatu definisi hanya dapat di pakai sebagi suatu pegangan sementara saja.
Sungguhpun penyelikikan berjalan terus dan ilmu pengetahuan tumbuh ka arah
pelbagai kemungkinan, masih juga perlukan suatu pengertian yang pokok dan
menyeluruh. Apabila sosiologi ditelaan dari suduh sifat hakikatnya, maka akan
di jumpai beberapa petunjuk yang akan dapat membantu untuk menetapkan ilmu
pengetahuan macam apakah sosiologi itu. Sifat-sifat hakikatnya adlah sebagi
berikut:
1. Sosilogi merupakan suatu ilmu sosial bukan merupakan
ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normative tetapi
merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologimembatasi diri pada
apa yang terjadi dewasa ini bukan mengenai apa yang terjadi atau
seharusnyaterjadi.
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure
science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan tatau terpakai(applied
science).
4. Sosiologi bertujuan untuk mengahasilkan
pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan
bukan merupakan ilmu pengatahuan yang khusus.
Perhatian
Terhadap Masyrakat Sebelum Comte
Masa Auguste dipakai saeabagi patokan karena sebagai
dinyatakan dimuka comte yang pertama kali memakai istilah atau pengetian
sosiologi. Sosiolog dapat dikatakan merupakan suatu lmu pengetahuan yang
relafif muda usianya karena baru mengalami perkembangan sejak masa comte
tersebut.akan. Tetapi , di lain pihak, perhatian-perhatian serta
pikiran-pikaran terhadap masyarakat manusia telah di mulai jauh sebelum Comte.
Teori-Teori
Sosiologi Sesudah Comte
Teori-teori tersebut banyak yang dipengaruhi oleh
ilmu-ilmu lain, maupun data yang diperoleh dari penggunaan lmu-ilmu tersebut.
Pengaruh yang mencolok akan terlihat, misalnya, dari geografi, biologi,
antroplogi, ilmu hokum, dan lain sebagainya. Pengelompokan ke dalam
mazbah-mazbahakan di dasarkan pada factor-faktor tersebut sehingga akan dapat
di peroleh suatu gambaran yang minimal.
a. Mazhab geografi dan lingkungan.
b. Mazhab oraganis dan evolusioner.
c. Mazhab formal.
d. Mazhab psikologi.
e. Mazhab ekonomi
f. Mazhab hokum.
Metode-Metode
Dalam Sosologi
Pada dasarnya terdapa dua jenis cara kerja atau
metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuntitatif. Metode kualitatif
mengutamakan bahan yang sukar dapat d ukur dengan angka-angaka atau
ukuran-ukuran lan yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan
nyata di dalam masyarakat. Metode historis mengutamakan analisis atas
peristiwa-peristiwa dalam smasa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip. Metode
komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta
bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan
serta sebab-sebanya. Metode studi kasus
(case study) bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala
nyata dalam kehidupan masyarakat. Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan
keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang teliti dapat diukur
dengan mempergunakan skala-skala indeks, table, dan forma-forma yang semuanya
mempergunakan ilmu pasti atau matematika.
PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA
Permulaan
Sosiologi Di Indonesia
Walaupun pada hakikatnya para pujangga dan pemimpn
Indonesia belum pernah mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan, banyak di antara mreka yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi
ke dalam ajaran-ajarannya. Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri paduka
Mangkunegoro IV dari Surakarta antara lain mengajarkan tata hubungan antara
para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan yang berbeda,
banyak mengandung aspek sosiologi, terutama dalam bidang hubungan
antargolongan (intergroup relations).
Alamarhum Ki Hadjar Dewantoro, pelopor utama yang meletakkan dasar-dasar bagi
pendidikan nasional di Indonesia, memberikan sumbangan yang sangat banyak pada
sosiologi dengan konsep –konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan
Indonesia yang dengan nyata di praktikkan dalam organisasi pendidikan taman
siswa.
Interaksi
Sosial Sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial
Dengan
demikian, interaksi sosial, hanya berlangsung antara pihak-pihak apabla terjadi
reaksi dari kedua belah pihak. Apabila seseorang memukul kursi misalnya, tidak
akan terjadi suatu interaksi sosial karena kursi tersebut tidak akan
bereaksidan mempengaruhi orang yang telah memukulnya. Interaksi sosial tak akan
mungkin terjadi apabla manusia mengadakan hubungan yang lansung dengan sesuatu
yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap system syarafnya, sebagai akibat
hubungan termaksud.
Syarat-Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak mungkin terjadinya
apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Ada kontak sosial (social-contant)
2. Adanya komunikasi.
No comments:
Post a Comment