KUMPULAN MAKALAH

GEREJA PENTAKOSTA TABERNAKEL

PASAL 1 PENDAHULUAN Pada awal perkembangan gereja, salah satu pusat PI yang utama adalah Antiokhia. Di sini pertama kali muncul jem...

09 February 2016

KEPEMIMPINAN YOSUA


Yafedi Gea, S.Th
STTI-Jakarta 2011-2015
Pasal 1

pendahuluan

Berdasarkan tentang pembahasan tentang bagaimana untuk menjadi pemimpin yang efektif dan mempunyai visi dan misi, banyak orang gagal untuk memimpin karena tidak ada visi. Menurut Haword hendriks “seorang pemimpin adalah seseorang yang tahu kemana ia harus pergi, dan mampu mengajak orang lain untuk mengikutinya.” Mari lihat seorang tokoh pemimpin yang berhasil dalam PL Yosua untuk mencapai tanah kanaan dan biasa mengajak orang untuk mengikutinya.Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Yosua mencatat peristiwa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin Yosua. Karena Yosua ada ketekunan dalam kehidupannya ini salah satu memberi dampak seorang pemimpin di dalam PL untuk mencapai visi. Oleh sebab itu seorang pemimpin khususnya Gembala harus memiliki kemampuan untuk mengajak jemaat memiliki iman yang benar-benar kepada Tuhan.
Dalam makalah ini penulis membahas pada pasal 1 yaitu pendahuluan, pasal 2. Latar belakang kepemimpinan Yosua, dan pasal 3. Kepemimpinan Yosua, pasal 4 kesimpulan, oleh karena itu dalam penulisan karya ilmiah ini, sipenulis menyadari banyak hal kekurangan baik segi pengetikan dan bahasa maupun dari segi isinya. Oleh sebab itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan sasaran yang membangun agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Pasal 2

latar belakang kepemimpinan Yosua

Orang percaya Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Orang percaya Yosua mencatat peristiwa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin Yosua. Tanggal untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah seorang percayar tahun 1405 SM. Orang percaya ini meliput 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel, mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel "negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka" (Yos 21:43).
Sudah sepantasnya, orang percaya ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang orang percaya ini. Sejarah pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan. Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib Laut Merah, dan tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Kel 17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Kel 24:12-18). Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering kali berada di hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11), dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti belajar banyak dari Musa, penasihat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat itu. Di Kadesy Yosua menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bil 14:1-45). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa, dan mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan orang yang "penuh Roh" (Bil 27:18; bd. Ul 34:9).
Arti nama Yosua adalah penyelamat atau pembebas. Ia diberi tanggung jawab sebagai pemimpin sama seperti Musa. Musa telah mempersiapkan Yosua menjadi pemimpin dengan beragam pembelajaran tentang kepemimpinan, ketaatan, dan iman kepada Tuhan. Tuhan memandang kualitas kepemimpinan Yosua dapat dipakai untuk menjalankan visi Tuhan bagi masa depan bangsa Israel di tanah Kanaan. Sebagai pemimpin, Yosua memiliki iman yang kuat kepada Tuhan, percaya bahwa Tuhan berkuasa menaklukkan musuh. Seperti pengalamannya menyaksikan kuasa Tuhan saat mengeringkan Laut Merah (Yosua 4: 23-24).

Sejak Tuhan memerintahkan hal itu kepadanya, Yosua tetap taat kepada Tuhan. Sepanjang kitab Yosua dituliskan, terlihat jelas bagaimana Tuhan terkoneksi dengan Yosua dan mengarahkannya dalam bertindak dan mengambil keputusan. Apa saja yang dimiliki oleh seorang Yosua,hingga ia dapat menjadi salah satu pemimpin yang patut diteladani diantara tokoh Alkitab lainnya? Hidup taat dan beriman tidaklah cukup untuk menjadi seorang pemimpin sejati seperti Yosua. Sehingga diperlukan aspek lain yang membentuknya sedemikian rupa[1].

Pengaruh

Seorang pemimpin sepatutnya harus mampu berpengaruh bagi orang lain. Dalam kasus Yosua, sebagai pemimpin ia dikenal pada awalnya kurang berpengaruh. Ia masih hanya terfokus pada sukunya saja, sehingga ia belum mampu mempengaruhi bangsa Israel. Pemimpin sejati selalu menggunakan pengaruhnya untuk membawa perubahan positif dan memimpin para pengikutnya pada jalan yang benar untuk mencapai tujuan.
Tanggung jawab
Pemimpin yang mampu memberi pengaruh, akan cenderung lebih mementingkan kepentingan orang lain dibanding dengan kepentingannya sendiri. Kesadaran memiliki untuk memenuhi kepentingan orang lain ini disebut dengan tanggung jawab. Yosua sudah menunjukkan bahwa ia bertanggung jawab terhadap bangsanya. Ia memotivasi bangsnaya untuk melakukan apa yang benar demi kepentingan semua orang.

Teladan

Sebagai pemimpin, Yosua tidak saja hidup benar dan beriman kepada Tuhan, namun ia membuktikan diri sebagai pemimpin yang diteladani.  Teladan hidupnya tampak dengan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan lewat kebiasaan doa, ketaatan yang penuh, iman yang bertumbuh, komitmen yang selalu dipegang teguh dan jalinan kemitraan yang kuat dengan Tuhan. Tak dimungkiri bangsa Israel yang berkeras dan tak menganggap Yosua sebagai pemimpin, pada akhirnya dengan jelas mengaku takut atas kuasa yang dilakukan Tuhan melaluinya (Yosua 4: 14). Menjadi pemimpin bukan bicara soal kekuatan sendiri dan kepentingan sendiri, namun bicara soal panggilan dan visi Tuhan bagi kebaikan orang lain.

Pasal 3
MEMAHAMI KEPEMIMPINAN YOSUA

Yosua dipilih oleh Allah sebagai pemimpin bangsa Israel untuk menggantikan Nabi Musa setelah Musa wafat. Yosua terpilih karena Musa melihat kapasitas kepemimpinan yang dimiliki Yosua. Namun yang lebih penting adalah Musa melihat keluhuran budi Yosua yang setia dan tulus ikhlas kepada Allah. Sebagai pemimpin berikutnya (the next leader) tentu memiliki tugas berat. Pertama, setiap anggota warganya pasti sudah memiliki gambaran pembanding antara sang Pemimpin Besar dengan pemimpin pengganti. Mereka akan mencari kelemahan The Next Leader dibandingkan dengan Sang Pemimpin Besar. Mereka tentu ingin pemimpin mereka memiliki kapasitas yang paling tidak mendekati pemimpin sebelumnya. Kapasitas tersebut bukan hanya dalam hal kemampuan teknis namun juga kemampuan manajerial. Jika mereka melihat satu saja kelemahan dari The Next Leader tentu akan memporak-porandakan semuanya. Beberapa pemberontakan telah terjadi namun berhasil dipadamkan oleh Yosua.

Tugas berat berikutnya adalah menata kemampuan strategi. Yosua harus selalu memperbaharui visi sebagai tujuan yang harus dicapai. Setelah itu ditetapkan beberapa sasaran antara. Sasaran-sasaran antara yang ini harus selalu dikomunikasikan kepada setiap anggota warganya. Yosua telah melakukan hal tersebut. Bahkan setelah tujuan akhir tercapai, yakni keduabelas suku telah ditempatkan dan kedamaian telah diperoleh di seantero negeri, Yosua memperbaharui visi dengan membuat pembaharuan perjanjian di Sikhom. Yosua berhasil melaksanakan tugas semua itu. Hal yang sama juga telah dilakukan Suharto
“di jaman Orde Baru. Visi untuk mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur dicanangkan oleh Founding Father’s dilanjutkan dengan Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan yang tertuang dalam Garis Besar Haluan Negara.”[2]

Apa yang menjadi resep rahasia (The Secret Recipe’s) dari Yosua? Bagaimana dia mampu melakukan tugas yang diberikan Allah kepadanya? Ternyata ada lima rahasia Yosua yang disampaikan oleh Allah sendiri kepadanya, yakni Bersiap Sekarang, Kuatkan dan Teguhkan Hati, Bertindaklah Hati-hati, Renungkan Firman Allah serta Jangan Kecut dan Tawar Hati.

Bersiaplah Sekarang

Hambaku Musa telah mati, sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini(Yosua 1:2). Tujuannya jelas, seberangilah sungai Yordan ini. Instruksinya lebih jelas, bersiaplah sekarang. Dalam pasal-pasal selanjutnya, diuraikan mengenai langkah-langkah persiapan yang dilakukan oleh Yosua, seperti membagi jumlah pasukan, menetapkan panglima, membentuk pasukan khusus, serta mempersiapkan perbekalan. Namun intinya adalah, Bersiaplah Sekarang. Bukan nanti, bukan besok, tapi sekarang.

Begitupula halnya dengan manusia/umatNya. Tujuan sudah dicanangkan oleh Allah untuk menyeberangi sungai Yordan. Seperti Yosua, manusia juga harus membuat serangkaian persiapan. Sebagai Laskar Kristus manusia harus mempersiapkan persenjataan, kesehatan, bahkan perbekalan. Tidak ada Laskar Kristus yang pergi berperang dalam keadaan kurus dan kelaparan. Jadi manusia harus membuat persiapan sekarang juga.

Kuatkan dan Teguhkan HatiMU

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan (Yosua 1:6).” Maju berperang itu menakutkan, bahaya kematian mengancam dimuka. Cacat tubuh atau terluka mungkin risiko yang teringan. Sebagai pemimpin yang berdiri paling muka tentu akan mudah menjadi sasaran tembak musuh. Belum lagi risiko kehilangan anak buah dan rakyat yang tidak berdosa. Pesan Tuhan kepada Yosua sederhana, kuatkan dan teguhkanlah hatimu sebab engkaulah pemimpin. Yosua menguatkan dan meneguhkan hatinya dengan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan, yakni memiliki negeri yang dijanjikan Tuhan. Pesan tersebut ternyata relevan dengan posisi manusia. Saat menghadapi risiko yang menghadang di depan saat orang percaya berjalan menuju yang dijanjikan, manusia harus menguatkan dan meneguhkan hati. Bayangan akan risiko tersebut akan hilang bila manusia mau menguatkan dan meneguhkan hati orang percaya dengan fokus kepada tujuan. Tujuan orang percaya adalah memiliki negeri yang dijanjikan Tuhan kepada umatNya yang dikasihi.

Bertindaklah Hati-hati

Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba Ku Musa, janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung kemanapun juga engkau pergi (Yosua 1:7).” Dalam peperangan, bahaya maut selalu mengancam. Setiap saat orang percaya dapat menjadi sasaran tembak. Pesan Allah kepada Yosua untuk bertindak hati-hati sungguh tepat. Yosua tidak boleh gegabah, sembrono, ceroboh. Semua keputusan harus diambil dengan pertimbangan yang matang. Lantas apa kriteria yang harus diambil dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Tuhan sudah menetapkan bahwa kriterianya hanyalah hukum-hukum Musa. Tujuan sudah ditetapkan, kriteria sebagai pedoman pengelolaan juga sudah ada. Karena Yosua setia pada Allah, maka Yosua tidak pernah menyimpang kekanan atau kekiri. Dengan demikian, keberuntungan selalu menyertai Yosua kemanapun Yosua pergi. Sehubungan dengan hal tersebut, orang percaya juga harus selalu bertindak hati-hati. Bila orang percaya menjadi pemimpin, terlebih pemimpin di pemerintahan, orang percaya mudah menjadi sasaran tembak pers dan oposisi. Mereka mencari-cari penyimpangan yang orang percaya lakukan. Agar orang percaya tidak menyimpang kekanan atau kekiri maka orang percaya harus selalu berpegang pada Firman Allah dalam setiap tindakan dan dalam proses pengambilan keputusan.  

PASAL 4

KESIMPULAN 

Sesungguhnya seorang pemimpin dia harus mengetahui tentang kepemimpinan yang kreatif dan punya visi dan misi mencapai tujuan masa depan yang akan datang. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan yang tinggi idealisme, dan mampu menarik seseorang mengikuti dia. Sehingga menciptakan pengarh yang didalam kehidupan umatnya dan begitu pula Yosua untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah mesir, walaupun hanya dua orang yang mencapai tanah kanaan yaitu Yosua kaleb karena dua orang ini siap untu menghadapi masalah dan cobaan. Oleh sebab itu mari seorang pemimpin orang Kristen jangan pernah menyerah lihat dalam tokoh Alkitab Perjanjian Lama yaitu “Yosua” ia mempuyai mimpih, dan visi misi untuk memimpin bangsa Israel karena dia tekun, tidak pernah menyerah, memiliki keberanian untuk melangkah bersama Tuhan “IMMANEL” Amin.  

                 

No comments:

Post a Comment