PASAL 1
PENDAHULUAN
Sesungguhnya orang Kristen tahu latar
belakang martin luther ini dan Dia bapa gereja di seluruh dunia ini. Jasa
Martin Luther baik sebagai seorang teolog maupun sebagai reformator tidak bisa
orang Kristem pungkiri. Semua orang Kristen yang mempelajari sejarah gereja
pasti akan bertemu dengan tokoh Jerman ini yang dilahirkan pada 1483 dan
meninggal pada 1546 di Jerman. Sikap Luther terhadap penginjilan dan misi dalam
sejarah teologi menjadi perdebatan yang seru. Para sarjana pada abad-abad yang
lalu tidak melihat bahwa Luther memiliki sikap positif terhadap penginjilan.
Dalam makalah ini
penulis membahas oleh karena itu dalam penulisan karya
ilmiah ini menyadari banyak hal kekurangan baik segi
pengetikan dan bahasa maupun dari
segi isinya. Oleh sebab itu penulis
sangat mengaharapkan kritik dan sasaran yang membangun agar makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
PASAL 1
LATAR BELAKANG
KEHIDUPAN MARTIN LUTHER
Martin Luther
dilahirkan pada tanggal 10 Nopember 1483, di Eisleben, di propinsi Saxony,
Prussia / Jerman (dimana ia nantinya mati pada tanggal 18 Februari 1546), dan
keesokan harinya ia dibaptiskan. Ia adalah anak pertama dan ia mempunyai 3
saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan. 6 bulan setelah kelahirannya,
keluarganya pindah dan menetap di Mansfield. Keluarganya adalah orang-orang
kelas bawah yang amat miskin, tetapi jujur, rajin, dan saleh. Luther tidak
pernah merasa malu terhadap asal usulnya yang rendah itu.
Luther
mengalami masa kecil yang keras, tanpa kenangan manis, dan ia dibesarkan
dibawah disiplin yang sangat keras. Ibunya pernah menghajarnya sehingga
mengeluarkan darah hanya karena ia mencuri kacang, dan ayahnya pernah
mencambuknya dengan begitu hebat sehingga menyebabkan ia lalu minggat, tetapi
ia mengerti akan maksud baik orang Kristen. Dalam hal rohani ia diajar untuk berdoa kepada Allah
dan para orang suci, menghormati gereja dan pastor, dan cerita-cerita
mengerikan tentang setan dan ahli-ahli sihir, yang menghantuinya sepanjang
hidupnya.
Di sekolah ia juga
mengalami pendisiplinan yang sangat keras. Ia ingat bahwa pernah dicambuk 15 x
dalam satu pagi. Di sekolah itu ia juga belajar Katekisasi, yang mencakup
Pengakuan Iman, doa Bapa Kami dan 10 hukum Tuhan, dan juga beberapa lagu Latin
dan Jerman. Pada usia
18 tahun (tahun 1501) ia masuk Universitas di Erfurt dan mempelajari
scholasticism (= sistim logika, filsafat, dan theology abad 10-15). Universitas
ini adalah salah satu yang terbaik pada saat itu. Di sini, pada waktu ia
berusia 20 tahun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia melihat satu copy
yang lengkap dari Alorang Kristemb (bahasa Latin)! Ia membacanya dengan
sukacita dan mengalami suatu kejutan karena Alorang Kristemb itu mengajarkan
banyak hal yang tidak pernah dibacakan / diajarkan dalam gereja. Tetapi dari
pembacaan itu ia bukannya mendapat gambaran tentang Allah yang penuh kasih dan
belas kasihan, tetapi sebaliknya tentang Allah yang benar yang murka terhadap
manusia berdosa[1].
Menjadi Biarawan
Sebetulnya, sesuai dengan keinginan
ayahnya, setelah lulus ini ia mempersiapkan diri untuk bekerja dalam bidang
hukum, tetapi ada peristiwa yang menyebabkan ia lalu pindah haluan. Pada usia
antara 21-22 tahun, ia lolos dari kematian akibat sambaran petir, sementara
teman seperjalanannya yang ada di sebelahnya, mati tersambar (catatan: ada yang
mengatakan bahwa temannya bukan mati kena petir tetapi karena suatu duel).
Tidak lama setelah itu, pada tanggal 2 Juli 1505, ia mengalami hujan badai yang
sangat hebat di dekat Erfurt setelah kembali dari kunjungan terhadap orang
tuanya. Ia menjadi begitu takut sehingga ia menjatuhkan diri ke tanah dan
berdoa dan bernazar dengan gemetar: "Tolonglah Santa Anna yang kekasih.
Aku akan menjadi seorang biarawan.!" Untuk menggenapi nazarnya ia lalu
masuk the Augustinian convent pada tahun 1505.
Tentang Augustinian convent itu, yang
menggunakan nama Augustine / Agustinus, Schaff memberikan komentar sebagai
berikut: adalah sesuatu yang salah untuk mengira bahwa ordo ini mewakili
pandangan-pandangan yang anti-Pelagian atau Injili dari bapa Afrika Utara ini;
sebaliknya ordo ini bersifat sangat katolik dalam doktrin / pengajaran, dan
sangat memuja Perawan Maria, dan taat pada Paus yang memberikan kepada ordo ini
banyak hak istimewa" Philip Schaff,
'History of the Christian Church', vol VII, p 114.
Tentang masuknya Luther ke biara untuk
menjadi biarawan: "Dalam tahun-tahun belakangan, Luther sendiri menyatakan
bahwa nazar kebiarawanannya dipaksakan dari dia oleh teror dan ketakutan pada
kematian dan pada penghakiman yang akan datang; tetapi ia tidak pernah
meragukan bahwa tangan Allah ada di dalamnya" - Philip Schaff, 'History of
the Christian Church', vol VII, p 113. "Ia tidak pernah menjadi orang
kafir, atau orang jahat, tetapi ia adalah orang Katolik yang saleh sejak masa
kecilnya; tetapi sekarang ia diliputi oleh suatu perasaan akan kesia-siaan dari
dunia ini dan kepentingan untuk menyelamatkan jiwanya, yang, menurut pemikiran
umum jaman itu, bisa ia pastikan dengan cara yang terbaik dalam pengunduran
diri / pengucilan diri yang tenang dalam biara" - Philip Schaff, 'History
of the Christian Church', vol VII, p 113.
Pada waktu Luther menjadi seorang biarawan
ia berusaha mati-matian untuk hidup sesuai dengan ajaran gereja Katolik pada
waktu itu. Ia berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui usahanya sendiri
dalam membuang dosa, berbuat baik, dsb. Tetapi ia tidak pernah merasakan damai,
sukacita atau ketenangan. Ia terus-menerus dihantui oleh perasaan berdosa yang
luar biasa hebatnya, dan pemikiran tentang Allah yang suci, adil, bahkan
bengis. "Jika pernah ada seorang biarawan yang tulus dan sungguh-sungguh,
maka itu adalah Martin Luther. Motivasi satu-satunya adalah perhatian untuk
keselamatannya. Untuk tujuan tertinggi ini ia mengorbankan harapan terbaik
hidupnya. Ia mati terhadap dunia, dan rela dikubur terhadap pandangan manusia
supaya ia bisa mendapatkan hidup yang kekal. Penentang-penentangnya, yang
mengenalnya di biara, tidak mempunyai tuduhan terhadap karakter moralnya
kecuali dalam hal kesombongan tertentu dan kesukaannya melawan, dan ia sendiri
mengeluh tentang pencobaan-pencobaan yang ia alami terhadap kemarahan dan iri
hati." "Ia menerima
jabatan-jabatan yang paling rendah untuk menundukkan kesombongannya: ia
mengepel lantai, mengemis roti di jalan-jalan, dan tunduk tanpa menggerutu pada
kekerasan / kesederhanaan hidup pertapa" "Ia mengucapkan 25 x doa
Bapa Kami dengan Salam Maria dalam setiap dari 7 jam doa yang ditetapkan. Ia
berbakti kepada Perawan yang Kudus ... Ia mengaku dosa secara rutin kepada imam
/ pastor sedikitnya sekali seminggu. Pada saat yang sama suatu copy Alorang
Kristemb Latin yang lengkap ada di tangannya untuk dipelajari, ... Pada akhir
dari tahun percobaan Luther berjanji dengan khidmat / sungguh-sungguh untuk
hidup sampai mati dalam kemiskinan dan kesederhanaan / kesucian menurut
peraturan-peraturan bapa kudus Agustinus, taat kepada Allah yang mahakuasa,
kepada Perawan Maria, dan kepada kepala biara. ... Perhatiannya yang terutama
adalah untuk menjadi orang suci dan mendapatkan tempat di surga. 'Jika ada,'
katanya belakangan, 'seorang biarawan mencapai surga melalui kebiarawanan, Aku
sudah sampai di sana'. Ia menjalankan disiplin dengan sangat terperinci. Tidak
seorangpun melampaui dia dalam doa, puasa, jaga malam , mematikan diri
sendiri" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church. "Ia
mencari melalui cara-cara yang dinyatakan oleh Gereja dan tradisi biara untuk membuat
dirinya sendiri diterima oleh Allah dan mendapatkan keselamatan jiwanya. Ia
mematikan dirinya. Ia berpuasa, kadang-kadang selama berhari-hari tanpa makanan
sedikitpun. Ia menye-rahkan dirinya untuk berdoa dan berjaga-jaga melebihi apa
yang dituntut oleh peraturan ordonya. Ia menga-ku dosa, seringkali setiap hari
dan untuk berjam-jam dalam satu kali pengakuan. Tetapi keyakinan akan perkenan
Allah dan damai di dalam tidak datang dan ia mengalami masa depresi yang
parah" - Kenneth Scott Latourette, 'A History of Christianity', vol II, p
705.
Tetapi ia sangat kecewa dalam harapannya
untuk lepas dari dosa dan pencobaan di balik tembok-tembok biara. Ia tidak
mendapatkan damai dan ketenangan dalam semua hal-hal saleh yang ia lakukan.
Makin ia kelihatan maju secara lahiriah, makin ia merasa beban dosa di dalam.
Ia harus berjuang melawan pencobaan untuk marah, iri, kebencian, dan kesombongan.
Ia melihat dosa dimana-mana, bahkan dalam hal-hal yang paling remeh. Orang
Kristemb Suci memberikan kesan kepadanya tentang keadilan ilahi. Ia tidak bisa
percaya kepada Allah sebagai Bapa yang diperdamaikan, sebagai Bapa yang kasih
dan berbelas kasihan, tetapi gemetar di hadapanNya, sebagai Allah yang murka,
sebagai api yang menghanguskan. Ia tidak bisa mengatasi kata-kata: 'Aku, Tuhan
Allahmu, adalah Allah yang cemburu. "Ia masuk ke dalam ruang pengakuan
dosa dan berada di sana berjam-jam setiap hari. Pada suatu kali Luther
menghabiskan waktu 6 jam untuk mengaku dosa-dosa yang ia lakukan pada hari
terakhir" - R.C. Sproul, 'The Holiness of God', p 114.
Pengakuan dosa Luther ini menyebabkan
Staupitz menjadi marah dan berkata:"'Lihatlah,' katanya, 'Jika kamu
berharap supaya Kristus mengampuni kamu, datanglah dengan sesuatu untuk
diampuni - pembunuhan orang tua, penghujatan, perzinahan - dan bukannya semua
dosa-dosa remeh ini. Bung, Allah tidak marah kepadamu. Kamu yang marah kepada
Allah. Tidak tahukah kamu bahwa Allah memerintahkan kamu untuk berharap?”[2].Pada
tahun 1505, sebagai seorang pastor muda ia memimpin misa untuk pertama kalinya.
Pada waktu ia mengangkat roti dan mengucapkan kata-kata "Ini adalah
tubuhKu", ia mengalami rasa takut yang luar biasa karena ia merasakan
dirinya penuh dosa di hadapan Allah yang tak terbatas dalam kekudusanNya.
Pertobatan Luther
Seorang biarawan tua menghibur Luther
dalam kesedihan dan keputus-asaannya, dan mengingatkan dia tentang kata-kata
Paulus bahwa orang berdosa dibenarkan oleh kasih karunia melalui iman. Juga
Johann von Staupitz, yang adalah teman baik, sekaligus penasehat dan bapa
rohani Luther, mengarahkan Luther dari dosa-dosanya kepada apa yang Kristus
lakukan di kayu salib, dari hukum Taurat kepada salib, dan usaha berbuat baik
kepada iman. Ia juga yang mendorong Luther untuk belajar Orang Kristemb Suci.
Melalui bantuan biarawan tua dan Staupitz, dan khususnya melalui
penye-lidikannya terhadap surat-surat Paulus, perlahan-lahan Luther sadar bahwa
orang berdosa bisa dibenarkan bukan karena mentaati hukum, tetapi hanya karena
iman. "Ia merenungkan siang dan malam tentang arti dari 'kebenaran Allah'
(Roma 1:17), dan mengira bahwa itu adalah hukuman yang adil terhadap
orang-orang berdosa; tetapi menjelang akhir dari kehidupan biaranya ia sampai
pada kesimpulan bahwa itu adalah kebenaran yang Allah berikan dengan cuma-cuma
dalam Kristus kepada orang Kristen yang percaya kepadaNya. Kebenaran tidak
didapatkan oleh manusia melalui usaha dan kebaikan / jasanya sendiri; kebenaran
itu lengkap dan sempurna dalam Kristus, dan semua yang harus dilakukan oleh
orang berdosa adalah menerimanya dari Dia sebagai pemberian cuma-cuma" [3]
Pada tahun 1510, ia melakukan perjalanan spiritual ke Roma. Ia berharap untuk
bisa mendapatkan penghiburan untuk jiwanya dengan melakukan perjalanan ini.
"Dengan menggunakan lututnya ia menaiki 28 anak tangga dari Scala Santa yang terkenal (dikatakan bahwa Scala Santa itu telah dipindahkan dari Ruang Pengadilan Pontius Pilatus di Yerusalem), supaya ia bisa memastikan pengampunan dosa yang dicantelkan pada pelaksanaan pertapaannya sejak jaman Paus Leo IV pada tahun 850, tetapi pada setiap langkah kata-kata Orang Kristemb Suci terngiang di telinganya sebagai suatu protes: 'Orang benar akan hidup oleh iman' (Ro 1:17). Jadi, pada puncak dari kebaktian keagamaannya ia meragukan kemujarabannya dalam memberikan damai pada hati nurani yang kacau." Philip Schaff, History of the Christian Church', vol VII, p 129.
"Dengan menggunakan lututnya ia menaiki 28 anak tangga dari Scala Santa yang terkenal (dikatakan bahwa Scala Santa itu telah dipindahkan dari Ruang Pengadilan Pontius Pilatus di Yerusalem), supaya ia bisa memastikan pengampunan dosa yang dicantelkan pada pelaksanaan pertapaannya sejak jaman Paus Leo IV pada tahun 850, tetapi pada setiap langkah kata-kata Orang Kristemb Suci terngiang di telinganya sebagai suatu protes: 'Orang benar akan hidup oleh iman' (Ro 1:17). Jadi, pada puncak dari kebaktian keagamaannya ia meragukan kemujarabannya dalam memberikan damai pada hati nurani yang kacau." Philip Schaff, History of the Christian Church', vol VII, p 129.
Cerita tentang pertobatannya agak simpang
siur, dan sukar dipastikan kapan persisnya ia sungguh-sungguh bertobat dan
diselamatkan. Pengertiannya dan kepercayaannya akan keselamatan / pembenaran
karena iman yang diajarkan oleh Ro 1:17 itupun melalui pergumulan hebat dan
cukup lama. Tetapi, setelah ia betul-betul mengerti dan percaya, maka
kegagalannya dalam mencapai 'keselamatan / pembenaran melalui perbuatan baik',
dan pengalamannya dalam mendapatkan 'keselamatan / pembenaran karena iman',
menyebabkan ia begitu membenci doktrin 'keselamatan karena per-buatan baik'. Ia
berkata: "Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang
pernah menggoda pikiran manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa
membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang
mahasuci."[4]
Reformasi
Gereja Roma Katolik membutuhkan uang, dan
ini menyebabkan terjadinya penjualan surat pengampunan dosa. "Luther telah
mengalami pengampunan dosa sebagai suatu pemberian cuma-cuma oleh iman yang
hidup. Pengalaman ini sama sekali bertentangan dengan sistim pembebasan dengan
cara membayar dengan uang" - Philip Schaff, 'History of the Christian
Church', vol VII, p 154. Penjualan surat pengampunan dosa itu menyebabkan pada
tanggal 31 Oktober 1517 Luther menempelkan 95 thesisnya pada pintu gereja
Witten-berg, Jerman.
Tanggal 31 Oktober 1517 ini akhirnya
diperingati sebagai hari Reformasi.
Tulisan Luther ini menyerang penjualan surat pengampunan dosa itu, dan tulisannya ditujukan kepada para ahli theologia jaman itu untuk diperdebatkan. Dan tulisannya ini memang menimbulkan pertentangan / perdebatan yang luar biasa. Dalam bulan Juli 1519 Luther dan teman sejawatnya yang bernama Andreas Carlstadt bertemu dengan John Eck, yang merupakan ahli debat top pada saat itu. Orang Kristen mengadakan debat di depan umum di Leipzig. Dalam perdebatan itu John Eck menunjukkan bahwa beberapa pandangan Luther sesuai dengan pandangan John Hus, yang saat itu dianggap sebagai ajaran sesat oleh gereja Roma Katolik. Akhirnya Luther terpaksa mengakui dengan segan, sesuai dengan keinginan John Eck, sebagai berikut: "Di antara kepercayaan-kepercayaan John Hus dan murid-muridnya yang dikecam, ada banyak yang adalah benar-benar Kristen dan injili dan yang Gereja Katolik tidak bisa mengecam" - Dr. Albert Freundt, 'History of Modern Christianity', p 31.
Tulisan Luther ini menyerang penjualan surat pengampunan dosa itu, dan tulisannya ditujukan kepada para ahli theologia jaman itu untuk diperdebatkan. Dan tulisannya ini memang menimbulkan pertentangan / perdebatan yang luar biasa. Dalam bulan Juli 1519 Luther dan teman sejawatnya yang bernama Andreas Carlstadt bertemu dengan John Eck, yang merupakan ahli debat top pada saat itu. Orang Kristen mengadakan debat di depan umum di Leipzig. Dalam perdebatan itu John Eck menunjukkan bahwa beberapa pandangan Luther sesuai dengan pandangan John Hus, yang saat itu dianggap sebagai ajaran sesat oleh gereja Roma Katolik. Akhirnya Luther terpaksa mengakui dengan segan, sesuai dengan keinginan John Eck, sebagai berikut: "Di antara kepercayaan-kepercayaan John Hus dan murid-muridnya yang dikecam, ada banyak yang adalah benar-benar Kristen dan injili dan yang Gereja Katolik tidak bisa mengecam" - Dr. Albert Freundt, 'History of Modern Christianity', p 31.
Cekoslowakia. John Hus dipengaruhi oleh
theologia dari Augustine dan Wycliffe. Dalam suatu tulisannya yang berjudul 'On
the Church' ia berkata bahwa hanya Kristus sendiri yang adalah kepala gereja.
Ia menyerang penjualan indulgence / surat pengampunan dosa dan juga menyerang
kejahatan dari gereja dan pastor. Ini menimbulkan konflik, dan Sigismund,
kaisar Romawi, mendesak supaya John Hus hadir dalam the Council of Constance
dalam tahun 1415, dan kepada John Hus diberikan jaminan keamanan di sana sampai
ia bisa kembali dengan selamat. Tetapi ternyata begitu sampai, ia langsung
ditangkap, dipenjarakan, diadili dengan cepat, dinyatakan bersalah, dan dihukum
mati dengan dibakar, karena ia menolak untuk menarik kembali tulisannya kecuali
ia diyakinkan kesalahannya berdasarkan Orang Kristemb Suci. Dengan pengakuan
itu Luther sudah menyangkal Council! Dr. Albert Freundt mengomentari dengan
berkata: "Ia tidak memaksudkan revolusi; ia bertujuan memurnikan Gereja
Katolik dan memelihara kebenarannya. Tetapi perdebatan di Leipzig menghancurkan
halangan terakhir yang menahannya pada Roma" - 'History of Modern
Christianity', p 31. Dan pada bulan Februari 1520 Luther mengakui lebih jauh
dari pada peng-akuannya di Leipzig dengan berkata: "Orang Kristem semua
adalah pengikut Hus tanpa orang Kristem sadari" tulisnya, "Santo
Paulus dan Santo Agustinus adalah pengikut-pengikut Hus / mempunyai pandangan
seperti Hus
- Dr. Albert Freundt, 'History of Modern Christianity', p 31.
- Dr. Albert Freundt, 'History of Modern Christianity', p 31.
Pada bulan Juni 1520, Roma mengeluarkan
'the Bull' (= surat keputusan dari Paus), yang diberi nama 'Exsurge Domine',
yang mengecam 41 usul Luther sebagai sesat, dan memerintahkan orang yang setia
(kepada Roma Katolik) untuk membakar buku-buku Luther dimanapun bisa ditemukan.
Luther diberi waktu 2 bulan untuk menarik kembali ucapan / tulisannya atau ia
akan dikucilkan. Pada tanggal 10 Desember 1520, pada pk 9 pagi, Luther membakar
bull tersebut beserta buku-buku Katolik lain, di depan umum. Dan pada tanggal 3
Januari 1521, pengucilan terhadap Luther dilaksanakan.
Luther lalu berkata: "Aku berkata
(pada perdebatan Leipzig pada tahun 1519) bahwa Council of Constance mengecam
beberapa pernyataan dari Hus yang adalah benar-benar Kristen. Aku menarik
kembali. Semua pernyataannya adalah Kristen, dan dalam mengecam dia Paus sudah
mengecam Injil." 24 hari setelah
pengucilan Luther, Charles V (kaisar Romawi) membuka Diet of Worms (pertemuan
formil, Worms adalah nama kota) yang pertama. Ia memberi jaminan keselamatan
bagi Luther. Luther datang, sekalipun ia tentu tahu bahwa John Hus dibakar
hidup-hidup sekalipun ada jaminan keselamatan. Luther berkata: "Aku akan
pergi ke Worms, sekalipun disana ada setan-setan sebanyak gen-teng pada
atap-atap" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p
298. Dalam perjalanan ke Worms, ia menulis surat kepada Spalatin. “Kamu boleh
mengharapkan segala sesuatu dari aku,' tulisnya kepada Spalatin, 'kecuali rasa
takut atau penarikan kembali / pengakuan kesalahan. Aku tidak akan lari, dan
lebih-lebih aku tidak akan menarik kembali / mengaku salah. Kiranya Tuhan Yesus
menguatkan aku.” [5]
Akhir Hidup
Luther meninggal dunia pada tanggal 18
Februari 1546, dan dikuburkan pada tanggal 22 Februari 1546."Tahun-tahun
terakhir hidupnya ditandai oleh komplikasi dari bermacam-macam penyakit fisik,
rupanya diperparah oleh ketegangan dan pekerjaan dari hidup yang bergejolak.
Ini merupakan sebagian penyebab dari sikap mudah marahnya yang sering terjadi
dan kemarahannya yang kadang-kadang meledak dan makian dengan kata-kata
kasar." Kenneth Scott Latourette, 'A
History of Christianity' 729.
PASAL 3
TEOLOGI ATAU DOKTRIN
YANG DIANUT MARTIN LUTHER
Tentang
Teologi (Yun: theologia, gabungan dari dua kata theos, Allah dan logos, logika), secara sederhana didefinisikan oleh A.
H. Strong, sebagai "ilmu tentang Allah dan hubungan-hubungan antara Allah
dan alam semesta." Karena Teologia itu merujuk kepada Allah, maka, Thomas
Aquinas, mendefinisikannya secara spesifik, sebagai "pikiran Allah, ajaran
Allah dan memimpin kepada Allah. [Sinclair B. Ferguson,ENDT: "Theology" (Downers Grove, Illinois, 1988),
680-681]. Sistem Teologi bukan eksklusif milik orang Kristen, tetapi semua
agama. Pada umumnya, dunia sekuler, berdasarkan definisi filsafat Aristoteles,
menyebut disipilin Teologi sebagai Filsafat Teologi atau Metafisika. Bagi
gereja, Teologia memiliki dua pengertian, yaitu pertama, Pengajaran tentang
Allah dan kedua,Pengetahuan tentang Allah. Sumber utama Teologi Kristen adalah
Alorang Kristemb. Teologia Kristen adalah upaya logis untuk mempelajari tentang
Allah dengan sumber utama adalah Alorang Kristemb. Sedangkan tradisi dan
tulisan-tulisan bapak-bapak gereja dan teolog-teolog klasik lainnya adalah
sebagai pembantu-panduan pengembangan Teologi selanjutnya.
Hasil Karya
Teologi Eksegetis.Teologia Eksegetis meliputi penelaahan Bahasa-Bahasa, Arkeologi,
Pengantar, Hemeneutika, Teologi Alorang Kristembiah. Teologi
Historis Teologi historis merunut sejarah umat Allah dalam Alorang
Kristemb PL dan Gereja sejak Yesus Kristus PB. Teologi Historis membahas awal mula,
perkembangan, dan penyebaran Agama yang sejati dan juga semua Doktrin,
organisasi, dan kebiasaannya. Di dalamnya termasuk juga Sejarah Alorang Kristemb,
Sejarah Gereja, Sejarah Pekabaran Injil, sejarah Ajaran dan sejarah Pengakuan
Iman. Teologi Sistematika. Teologi Sistematika menggunaan
bahan-bahan yang disajikan oleh (1). Teologi Eksegesis dan (2). Teologi
Historis, lalu menatanya menurut suatu Tatanan yang Logis sesuai dengan
tokoh-tokoh besar dalam penelitian teologis. Teologi Sistematika membahas
Apologetika, Polemik dan Ajaran Etika Alorang Kristembiah.Teologi Praktis. Teologi Praktis meliputi pokok-pokok
seperti Homiletika, Organisasi dan Administrasi Gereja, Ibadat, Pendidikan, dan
Penginjilan. Jadi, integrasinya, Doktrin yang ada di Alorang Kristemb ditelaah
secara Eksegetis berdasarkan Historisitasnya [doktrin berkembang dalam konteks
sejarah secara progresif selama pembentukan PL dan PB], kemudian keduanya
Disistematisasikan oleh para ahli untuk tujuan Praktis atau aplikasi hidup.[6]
Tentang
doktrin merujuk kepada pengajaran tentang Allah yang
bersumber dari Alorang Kristemb. Sebuah Doktrin adalah apa yang seluruh orang
Kristemb suci ajarkan tentang topik-topik tertentu kepada orang Kristem hari
ini. Doktrin ini terkait langsung dengan definisi Teologi Sistematika. Doktrin
dapat bermakna sempit atau luas. Doktrin yang luas, misalnya, Doktrin Allah,
termasuk sebuah ringkasan dari apa yang Alorang Kristemb katakan kepada kepada orang
Kristem tentang Allah. [Wayne Grudem,Systematic Theology: An Introduction
toa Biblical Doctrine(G. R. Michigan: Zondervan Pub. House, 1994),
25-26]. Pengertian Doktrin secara sederhana adalah ajaran utama Alorang Kristemb.
Ajaran yang tertulis dalamAlorang Kristemb. Ajaran itu tidak pernah salah atau
tidak konsisten atau berubah.
Tentang Sistematika Teologi
Sistematika Teologi adalah upaya menyusun
Teologia-Teologia yang membentuk Doktrin. Doktrin yang diajarkan oleh Alorang
Kristemb tersusun atas Teologi-Teologi dari masing-masing penulis Alorang
Kristemb (PL-PB). Seringkali para ahli membagi Alorang Kristemb ke dalam dua
Perpektif Teologi, yakni Teologi Perjanjian Lama [teologi menurut
penulis-penulis PL. di PL. Contoh: Teologia Ayub. dll.] dan Teologi Perjanjian
Baru [Teologi menurut para penulis PB. di PB. Contoh: Teologi Paulus, dll.].
Semua penulis Alorang Kristemb menyepakati tentang tema-tema secara obyektif, misalnya,
tema Kristus (--Christology). Penjelasan tema ini menyebar di seluruh
Alorang Kristemb (PL-PB) sebelum disistematisasikan dalam oleh para teolog sistematika.
Tema-tema Alorang Kristemb ini kemudian disintesa secara kategorial sehingga
membentuk akumulasi tema-tema tertentu oleh Bapa-Bapa Gereja, sehingga tema itu
mudah dipahami dan dapat diajarkan secara tuntas.
Ada tiga kriteria untuk menentukan Doktrin:
(1). Doktrin itu sangat ditekankan dalam Orang Kristemb Suci. (2). Doktrin itu
sangat penting dan berpengaruh dalam Ajaran Gereja sepanjang masa. (3). Doktrin
itu sangat berpengaruh bagi pengajaran gereja sepanjang masa. Karena
kesesuaiannya dengan situasi kontemporer (perubahan), Doktrin-Doktrin itu lebih
diterima pada hari ini, ketimbang buku-buku teks Teologi Sistematika. [Wayne
Grudem, Systematic Theology: An Introduction to a Biblical Doctrine (GR. Michigan: Zondervan
Pub. House, 1994), 25-26]. Usaha mensintesa tema-tema Alorang Kristemb ini
disebut usaha Sistematisasi Doktrin. Tema-tema Alorang Kristemb yang menyebar
dan telah diakumulasi itu membentuk beberapa tema mayor, misalnya, secara umum
ada 7 Doktrin mayor dalam Alorang Kristemb (sebutannya bisa berbeda): (1).
Doktrin Alorang Kristemb. (2). Doktrin Allah. (3). Doktrin Manusia. (4).
Doktrin Kristus dan Roh Kudus. (5). Doktrin Aplikasi Penebusan. (6). Doktrin
Gereja. (7). Doktrin Akhir zaman. Istilah "Doktrin" tidak dapat
diganti dengan istilah "Teologi" Misalnya: "Doktrin Allah"
tidak bisa menjadi "Teologi Allah", dll. Doktrin-Doktrin (Misalnya:
Doktrin Allah) ini bisa dipersempit, seperti: Doktrin Kekekalan Allah, atau
Doktrin Trinitas, atau Doktrin Penghakiman Allah. Doktrin-Doktrin, dalam
pengajaran dan penyelidikannya bisa dikembangkan, tetapi tidak akan berubah
atau bertambah, selama Alorang Kristemb Kanonik (PL-PB) adalah Sumber Doktrin
itu.
Dengan demikian, berdasarkan fungsinya,
tugas seorang teolog sistematika adalah menata secara Logis semua Doktrin yang
sudah tersedia di Alorang Kristemb dengan panduan Tokoh-Tokoh Besar dalam
penelitian Teologi lainnya. Misalnya, John Calvin, dengan Institutionya tidak
bisa lepas dari karya-karya Bapak-Bapak Gereja, seperti Agustinus, Thomas
Aquinas, dll. Hasil akhir dari usaha "Sistematisasi" Doktrin Alorang
Kristemb itu disebut Teologi Sistematika. (Silahkan bandingkan dengan karya
Louis Berkhof, Teologi Sistematika (telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesi oleh LRII, Jakarta).
Dogma
Dogma merujuk kepada apa yang dilihat
benar oleh seseorang dan yang mempengaruhi pendiriannya. Dalam gereja, Doktrin
adalah Kebenaran Sejati yang dinyatakan oleh Allah di dalam Kristus dan
tertulis dalam Alorang Kristemb. Doktrin yang telah disepakati akan disebut Dogma.
Doktrin menentukan Dogma. Dogma-dogma Kristen ditetapkan dalam Konsili-Konsili.
Misalnya, Doktrin Kristus (--Kristologi, sebagai Doktrin yang banyak menghadapi
permasalahan) disepakati sebagai Dogma Gereja dalam 4 kali Konsili, tahun 325,
787, 1215 dan 1545-1563 Masehi. Jadi, Dogma yang sejati dasarnya adalah Doktrin
atau Pengajaran yang bersumber dari Alorang Kristemb itu sendiri dan ditetapkan
oleh Konsili Gereja sebagai Dogma Gereja yang sah dan benar.
Tentang Aliran Teologi
Aliran Teologi adalah adalah suatu Sistem
Pemahaman Teologi yang dikembangkan oleh seseorang atau kelompok dalam suatu
masa atau generasi tertentu, yang kemudian diwariskan kepada pengikut atau
generasi berikutnya. Sistem ini membentuk sebuah sudut pandang tertentu yang
unik yang dianggap dan diyakini benar sehingga membentuk Komunitas dengan
sejarah pemikiran yang sama dan gerakan yang sama. Orang-orang yang tergabung
di dalam Komunitas ini akan disebut sesuai nama-nama Teori atau Teologinya atau
pencetusnya. Contoh: Gereja-gereja yang mewarisi Teologia
Reformator, misalnya, Martin Luther atau John Calvin, maka gereja-gereja ini
beraliran Teologia Reformasi atau Injili tetapi tidak disebut "berdoktrin
Luther atau Calvin" atau berdoktrin Reformasi. Karena Luther atau Calvin
atau Reformator lainnya tidak menciptakan Doktrin tetapi hanya memurnikan
Doktrin yang sudah ada. Meskipun, Calvin menemukan cara pandangan lain dalam
mengembangkan Doktrin Keselamatan dari Alorang Kristemb, tentang
"Predestinasi" dan "Inneransi Alorang Kristemb", dll.; yang
sebelumnya diabaikan oleh para teolog Katolik Roma. Misalnya, jika ada Pendeta
yang mengatakan: "Kami menganut Doktrin Calvin, dapat dipastikan bahwa
yang dia maksudkan adalah "Doktrin yang diwariskan oleh Calvin atau para
Reformator "bukan Doktrin Menurut Calvin". Calvin sendiri mendasari
Teologianya pada Alorang Kristemb. Doktrin-Doktrin yang Dia ajarkan pun adalah
dari Alorang Kristemb. Silahkan Baca terjemahan dan ringkasan buku Yohanes
Calvin, Institutio. Gerakan Kharismatik adalah suatu aliran
yang menekankan kharisma dalam pelayanan dan ibadah. Gereja-gereja ini
beraliran Kharismatik atau Pentakostal. Sebenarnya. Kharismatik dan Pentakosta
disebut "gerakan, movement)", bukan "Aliran Teologi".
Karena dalam tradisi, Kharismatik tidak menciptakan atau membuat Aliran
Teologia atau "Doktrin Baru", tetapi para penggerak Kharismatik atau
Pentakostal itu memberikan penekanan pada hal-hal yang margin - yang tidak
utama dalam Doktrin Ortodoks. Misalnya, Doktrin Baptisan. Gerakan Kharismatik
atau Pentakostal mengajarkan bahwa baptisan "harus" selam, jika
tidak, berarti tidak sah atau salah. PAdahal tidak harus seperti itu.
Pengajaran Doktrin Bisa Berbeda
Dan Salah
Jika Doktrin yang diajarkan oleh gereja
tersebut tidak sesuai dengan Doktrin-Doktrin Ortodoks, maka gereja itu dianggap
Salah atau Sesat. Doktrin Ortodoks secara sederhana dirumuskan dalam Pengakuan
Iman Rasuli, Nicea-Konstantinopel, Chalcedon, Athanasius. Masing-masing aliran
gereja bisa berbeda-beda dalam memberikan penekanan pada Doktrin. Misalnya,
dalam mengkhotbahkan Doktrin Keselamatan, gereja-gereja yang beraliran Teologi
Calvinis - Injili cenderung mengajarkan Keselamatan oleh Anugerah Allah.
Sedangkan di gereja lainnya, menekankan keselamatan melalui perbuatan baik,
dsb. Doktrin Keselamatan itu sendiri tidak berubah, tetapi cara mengajarkan dan
memberikan penekanan pada Doktrin itu yang berbeda.Aliran Teologi seseorang
bisa berubah.[7]
Doktrin itu sifatnya tetap dan benar.
Tetapi, seringkali ada Pendeta, Ahli Teologia yang memberikan penekanan yang
berlebihan untuk hal-hal tertentu, namun mengabaikan hal-hal yang utama -
prinsipil. Cara dan Metode Berteologia seseorang juga sangat berperan dalam
mempengaruhi Teologinya. Aliran Teologia seseorang bisa mempengaruhi jemaat
yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, jangan karena dia sesorang 'Pendeta yang
berbakat' atau 'Teolog yang handal' dan 'Populer' maka dia dianggap tidak bisa
salah. Jadi, antara Sudut Pandang Teologi Seseorang terhadap suatu Doktrin
dengan Aliran Teologi yang dianut oleh sebuah Denominasi atau gereja bisa
bebeda dan salah. Ujilah apa yang anda dengar! Ujilah segala sesuatu.
Aliran Teologi Membentuk
Komunitas
Macam-macam Aliran Teologi yang membentuk
komunitasnya sendiri dalam Organisasi-Organisasi dan Yayasan-Yayasan dalam Kristiani.
Antara lain:
1.
Angglikan
2. Arminian
3. Baptis
4. Dispensasional
5. Lutheran
6. Reformed/Presbiterian
7. Kahrismatik/Pentakostal
8. Katolik Traditional
9. Katolik Paska Konsili Vatikan II.
10. Kristen Ortodoks
11. Dsb.
2. Arminian
3. Baptis
4. Dispensasional
5. Lutheran
6. Reformed/Presbiterian
7. Kahrismatik/Pentakostal
8. Katolik Traditional
9. Katolik Paska Konsili Vatikan II.
10. Kristen Ortodoks
11. Dsb.
Corak suatu Denominasi sangat dipengaruhi oleh Pemikiran dan
Teologia yang dianut oleh Perintisnya.
Teologia Seseorang Bisa Salah
Selama Teologia yang dimaksud adalah
Teologia seseorang, bukan Teologia Para Penulis Alorang Kristemb, maka ada tiga
jawaban: (a). Ya. (b). Tidak dan (c). Bisa Ya atau tidak. (1). Ya.
Dalam sejarah gereja banyak sekali para Teolog yang dianggap salah atau Sesat
atau Bidat. Misalnya, Marcion, dianggap Bidat karena membuang semua PL;
Phillips Melancthon, reformator yang dianggap Humanis-kompromis, sehingga ia tidak
termasuk reformator sejati; Paul Yonggi-Cho, Teolog Korea Modern dengan
Teologia Samanisme--Perdukunan, dll. (2). Tidak. Teologi para Penulis Alorang Kristemb
tidak pernah salah. Hanya Yakobus, dalam surat Yakobus, di PB. yang dianggab
"jerami" oleh Martin Luther karena Doktrinnya agak berbeda atau tidak
sama dengan Surat-Surat lain. (3). Ya dan Tidak. Seorang Teolog bisa benar dalam suatu
Doktrin namun bisa salah dalam Doktrin yang lain. Contoh: Pandangan Teologia
Calvin berbeda dengan pandangan Teologia Armenius dalam menafsirkan Doktrin
Dosa dan Doktrin Keselamatan. Dalam Doktrin yang lain, Armenius sama dengan
Calvin. Dalam perbedaan ini, apakah Armenius atau Calvin yang salah? Jawab:
Akibatnya, membentuk dua kubu bagi di dalam Aliran Teologi; pro-Armenius dan
pro-Calvin. Jadi, teologi bisa salah karena tidak konsisten, namun bisa benar
secara Alorang Kristembiah. Ini yang disebut "spekulasi dalam menafsirkan
Doktrin".
Walaupun Aliran Teologi yang dianut di
masing-masing Gereja berbeda, tetapi orang Kristen tetap memiliki Doktrin yang
sama, kecuali untuk Gereja Roma Katolik (ada sedikit perbedaan) dan
aliran-aliran "lain". Teologia bisa berbeda, tetapi Doktrin tetap
sama selama Gereja tersebut bukan gereja sesat. Gereja tidak berhak mengubah
doktrin, tetapi pandangan Teologi seseorang atau gereja terhadap doktrin
tertentu bisa berbeda.
PASAL 4
KESIMPULAN
Demikianlah penjelasan (sangat) singkat
tentang aliran gereja dari rumpun Protestan yang masuk dan berkembang di
Indonesia. Sebagaimana telah di jelas dalam isinya, karena kesempatan dan ruang
yang sangat terbatas maka berbagai aspek dari aliran-aliran gereja ini tidak
dapat diuraikan lebih rinci. Semoga melalui tulisan ini para pembaca dapat
mengetahui secara garis besar aliran-aliran gereja yang ada dan berkembang di
Indonesia. berharap kiranya dengan mengetahui aliran-aliran lain (di luar
aliran yang kita anut), kita dapat lebih saling mengenal satu dengan yang
lain, kendati ada beberapa perbedaan di antara pada masa kini. Akhirnya,
mari umat Kristiani berdoa semoga perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara
pada masa kini (gereja-gereja di Indonesia) tidak akan menjadi batu
sandungan bagi orang percaya dalam bersaksi dan melayani di muka bumi ini, khususnya di Indonesia. Demikianlah
karya tulis ini agar bermanfaat bagi pembaca. Tuhan Yesus Memberkati Amin.
No comments:
Post a Comment