KUMPULAN MAKALAH

GEREJA PENTAKOSTA TABERNAKEL

PASAL 1 PENDAHULUAN Pada awal perkembangan gereja, salah satu pusat PI yang utama adalah Antiokhia. Di sini pertama kali muncul jem...

09 February 2016

PASAL 1
PENDAHULUAN

Sesungguhnya orang Kristen tahu latar belakang martin luther ini dan Dia bapa gereja di seluruh dunia ini. Jasa Martin Luther baik sebagai seorang teolog maupun sebagai reformator tidak bisa orang Kristem pungkiri. Semua orang Kristen yang mempelajari sejarah gereja pasti akan bertemu dengan tokoh Jerman ini yang dilahirkan pada 1483 dan meninggal pada 1546 di Jerman. Sikap Luther terhadap penginjilan dan misi dalam sejarah teologi menjadi perdebatan yang seru. Para sarjana pada abad-abad yang lalu tidak melihat bahwa Luther memiliki sikap positif terhadap penginjilan.
Dalam makalah ini penulis membahas oleh karena itu dalam penulisan karya ilmiah ini menyadari banyak hal kekurangan baik segi pengetikan dan bahasa maupun dari segi isinya. Oleh sebab itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan sasaran yang membangun agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.


PASAL 1
LATAR BELAKANG KEHIDUPAN MARTIN LUTHER

Martin Luther dilahirkan pada tanggal 10 Nopember 1483, di Eisleben, di propinsi Saxony, Prussia / Jerman (dimana ia nantinya mati pada tanggal 18 Februari 1546), dan keesokan harinya ia dibaptiskan. Ia adalah anak pertama dan ia mempunyai 3 saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan. 6 bulan setelah kelahirannya, keluarganya pindah dan menetap di Mansfield. Keluarganya adalah orang-orang kelas bawah yang amat miskin, tetapi jujur, rajin, dan saleh. Luther tidak pernah merasa malu terhadap asal usulnya yang rendah itu.
Luther mengalami masa kecil yang keras, tanpa kenangan manis, dan ia dibesarkan dibawah disiplin yang sangat keras. Ibunya pernah menghajarnya sehingga mengeluarkan darah hanya karena ia mencuri kacang, dan ayahnya pernah mencambuknya dengan begitu hebat sehingga menyebabkan ia lalu minggat, tetapi ia mengerti akan maksud baik orang Kristen. Dalam hal rohani ia diajar untuk berdoa kepada Allah dan para orang suci, menghormati gereja dan pastor, dan cerita-cerita mengerikan tentang setan dan ahli-ahli sihir, yang menghantuinya sepanjang hidupnya.
Di sekolah ia juga mengalami pendisiplinan yang sangat keras. Ia ingat bahwa pernah dicambuk 15 x dalam satu pagi. Di sekolah itu ia juga belajar Katekisasi, yang mencakup Pengakuan Iman, doa Bapa Kami dan 10 hukum Tuhan, dan juga beberapa lagu Latin dan Jerman. Pada usia 18 tahun (tahun 1501) ia masuk Universitas di Erfurt dan mempelajari scholasticism (= sistim logika, filsafat, dan theology abad 10-15). Universitas ini adalah salah satu yang terbaik pada saat itu. Di sini, pada waktu ia berusia 20 tahun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia melihat satu copy yang lengkap dari Alorang Kristemb (bahasa Latin)! Ia membacanya dengan sukacita dan mengalami suatu kejutan karena Alorang Kristemb itu mengajarkan banyak hal yang tidak pernah dibacakan / diajarkan dalam gereja. Tetapi dari pembacaan itu ia bukannya mendapat gambaran tentang Allah yang penuh kasih dan belas kasihan, tetapi sebaliknya tentang Allah yang benar yang murka terhadap manusia berdosa[1].

Menjadi Biarawan

Sebetulnya, sesuai dengan keinginan ayahnya, setelah lulus ini ia mempersiapkan diri untuk bekerja dalam bidang hukum, tetapi ada peristiwa yang menyebabkan ia lalu pindah haluan. Pada usia antara 21-22 tahun, ia lolos dari kematian akibat sambaran petir, sementara teman seperjalanannya yang ada di sebelahnya, mati tersambar (catatan: ada yang mengatakan bahwa temannya bukan mati kena petir tetapi karena suatu duel). Tidak lama setelah itu, pada tanggal 2 Juli 1505, ia mengalami hujan badai yang sangat hebat di dekat Erfurt setelah kembali dari kunjungan terhadap orang tuanya. Ia menjadi begitu takut sehingga ia menjatuhkan diri ke tanah dan berdoa dan bernazar dengan gemetar: "Tolonglah Santa Anna yang kekasih. Aku akan menjadi seorang biarawan.!" Untuk menggenapi nazarnya ia lalu masuk the Augustinian convent pada tahun 1505.
Tentang Augustinian convent itu, yang menggunakan nama Augustine / Agustinus, Schaff memberikan komentar sebagai berikut: adalah sesuatu yang salah untuk mengira bahwa ordo ini mewakili pandangan-pandangan yang anti-Pelagian atau Injili dari bapa Afrika Utara ini; sebaliknya ordo ini bersifat sangat katolik dalam doktrin / pengajaran, dan sangat memuja Perawan Maria, dan taat pada Paus yang memberikan kepada ordo ini banyak hak istimewa" Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p 114.
Tentang masuknya Luther ke biara untuk menjadi biarawan: "Dalam tahun-tahun belakangan, Luther sendiri menyatakan bahwa nazar kebiarawanannya dipaksakan dari dia oleh teror dan ketakutan pada kematian dan pada penghakiman yang akan datang; tetapi ia tidak pernah meragukan bahwa tangan Allah ada di dalamnya" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p 113. "Ia tidak pernah menjadi orang kafir, atau orang jahat, tetapi ia adalah orang Katolik yang saleh sejak masa kecilnya; tetapi sekarang ia diliputi oleh suatu perasaan akan kesia-siaan dari dunia ini dan kepentingan untuk menyelamatkan jiwanya, yang, menurut pemikiran umum jaman itu, bisa ia pastikan dengan cara yang terbaik dalam pengunduran diri / pengucilan diri yang tenang dalam biara" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p 113.
Pada waktu Luther menjadi seorang biarawan ia berusaha mati-matian untuk hidup sesuai dengan ajaran gereja Katolik pada waktu itu. Ia berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui usahanya sendiri dalam membuang dosa, berbuat baik, dsb. Tetapi ia tidak pernah merasakan damai, sukacita atau ketenangan. Ia terus-menerus dihantui oleh perasaan berdosa yang luar biasa hebatnya, dan pemikiran tentang Allah yang suci, adil, bahkan bengis. "Jika pernah ada seorang biarawan yang tulus dan sungguh-sungguh, maka itu adalah Martin Luther. Motivasi satu-satunya adalah perhatian untuk keselamatannya. Untuk tujuan tertinggi ini ia mengorbankan harapan terbaik hidupnya. Ia mati terhadap dunia, dan rela dikubur terhadap pandangan manusia supaya ia bisa mendapatkan hidup yang kekal. Penentang-penentangnya, yang mengenalnya di biara, tidak mempunyai tuduhan terhadap karakter moralnya kecuali dalam hal kesombongan tertentu dan kesukaannya melawan, dan ia sendiri mengeluh tentang pencobaan-pencobaan yang ia alami terhadap kemarahan dan iri hati."  "Ia menerima jabatan-jabatan yang paling rendah untuk menundukkan kesombongannya: ia mengepel lantai, mengemis roti di jalan-jalan, dan tunduk tanpa menggerutu pada kekerasan / kesederhanaan hidup pertapa" "Ia mengucapkan 25 x doa Bapa Kami dengan Salam Maria dalam setiap dari 7 jam doa yang ditetapkan. Ia berbakti kepada Perawan yang Kudus ... Ia mengaku dosa secara rutin kepada imam / pastor sedikitnya sekali seminggu. Pada saat yang sama suatu copy Alorang Kristemb Latin yang lengkap ada di tangannya untuk dipelajari, ... Pada akhir dari tahun percobaan Luther berjanji dengan khidmat / sungguh-sungguh untuk hidup sampai mati dalam kemiskinan dan kesederhanaan / kesucian menurut peraturan-peraturan bapa kudus Agustinus, taat kepada Allah yang mahakuasa, kepada Perawan Maria, dan kepada kepala biara. ... Perhatiannya yang terutama adalah untuk menjadi orang suci dan mendapatkan tempat di surga. 'Jika ada,' katanya belakangan, 'seorang biarawan mencapai surga melalui kebiarawanan, Aku sudah sampai di sana'. Ia menjalankan disiplin dengan sangat terperinci. Tidak seorangpun melampaui dia dalam doa, puasa, jaga malam , mematikan diri sendiri" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church. "Ia mencari melalui cara-cara yang dinyatakan oleh Gereja dan tradisi biara untuk membuat dirinya sendiri diterima oleh Allah dan mendapatkan keselamatan jiwanya. Ia mematikan dirinya. Ia berpuasa, kadang-kadang selama berhari-hari tanpa makanan sedikitpun. Ia menye-rahkan dirinya untuk berdoa dan berjaga-jaga melebihi apa yang dituntut oleh peraturan ordonya. Ia menga-ku dosa, seringkali setiap hari dan untuk berjam-jam dalam satu kali pengakuan. Tetapi keyakinan akan perkenan Allah dan damai di dalam tidak datang dan ia mengalami masa depresi yang parah" - Kenneth Scott Latourette, 'A History of Christianity', vol II, p 705.
Tetapi ia sangat kecewa dalam harapannya untuk lepas dari dosa dan pencobaan di balik tembok-tembok biara. Ia tidak mendapatkan damai dan ketenangan dalam semua hal-hal saleh yang ia lakukan. Makin ia kelihatan maju secara lahiriah, makin ia merasa beban dosa di dalam. Ia harus berjuang melawan pencobaan untuk marah, iri, kebencian, dan kesombongan. Ia melihat dosa dimana-mana, bahkan dalam hal-hal yang paling remeh. Orang Kristemb Suci memberikan kesan kepadanya tentang keadilan ilahi. Ia tidak bisa percaya kepada Allah sebagai Bapa yang diperdamaikan, sebagai Bapa yang kasih dan berbelas kasihan, tetapi gemetar di hadapanNya, sebagai Allah yang murka, sebagai api yang menghanguskan. Ia tidak bisa mengatasi kata-kata: 'Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu. "Ia masuk ke dalam ruang pengakuan dosa dan berada di sana berjam-jam setiap hari. Pada suatu kali Luther menghabiskan waktu 6 jam untuk mengaku dosa-dosa yang ia lakukan pada hari terakhir" - R.C. Sproul, 'The Holiness of God', p 114.
Pengakuan dosa Luther ini menyebabkan Staupitz menjadi marah dan berkata:"'Lihatlah,' katanya, 'Jika kamu berharap supaya Kristus mengampuni kamu, datanglah dengan sesuatu untuk diampuni - pembunuhan orang tua, penghujatan, perzinahan - dan bukannya semua dosa-dosa remeh ini. Bung, Allah tidak marah kepadamu. Kamu yang marah kepada Allah. Tidak tahukah kamu bahwa Allah memerintahkan kamu untuk berharap?”[2].Pada tahun 1505, sebagai seorang pastor muda ia memimpin misa untuk pertama kalinya. Pada waktu ia mengangkat roti dan mengucapkan kata-kata "Ini adalah tubuhKu", ia mengalami rasa takut yang luar biasa karena ia merasakan dirinya penuh dosa di hadapan Allah yang tak terbatas dalam kekudusanNya.

Pertobatan Luther
Seorang biarawan tua menghibur Luther dalam kesedihan dan keputus-asaannya, dan mengingatkan dia tentang kata-kata Paulus bahwa orang berdosa dibenarkan oleh kasih karunia melalui iman. Juga Johann von Staupitz, yang adalah teman baik, sekaligus penasehat dan bapa rohani Luther, mengarahkan Luther dari dosa-dosanya kepada apa yang Kristus lakukan di kayu salib, dari hukum Taurat kepada salib, dan usaha berbuat baik kepada iman. Ia juga yang mendorong Luther untuk belajar Orang Kristemb Suci. Melalui bantuan biarawan tua dan Staupitz, dan khususnya melalui penye-lidikannya terhadap surat-surat Paulus, perlahan-lahan Luther sadar bahwa orang berdosa bisa dibenarkan bukan karena mentaati hukum, tetapi hanya karena iman. "Ia merenungkan siang dan malam tentang arti dari 'kebenaran Allah' (Roma 1:17), dan mengira bahwa itu adalah hukuman yang adil terhadap orang-orang berdosa; tetapi menjelang akhir dari kehidupan biaranya ia sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah kebenaran yang Allah berikan dengan cuma-cuma dalam Kristus kepada orang Kristen yang percaya kepadaNya. Kebenaran tidak didapatkan oleh manusia melalui usaha dan kebaikan / jasanya sendiri; kebenaran itu lengkap dan sempurna dalam Kristus, dan semua yang harus dilakukan oleh orang berdosa adalah menerimanya dari Dia sebagai pemberian cuma-cuma" [3] Pada tahun 1510, ia melakukan perjalanan spiritual ke Roma. Ia berharap untuk bisa mendapatkan penghiburan untuk jiwanya dengan melakukan perjalanan ini.

"Dengan menggunakan lututnya ia menaiki 28 anak tangga dari Scala Santa yang terkenal (dikatakan bahwa Scala Santa itu telah dipindahkan dari Ruang Pengadilan Pontius Pilatus di Yerusalem), supaya ia bisa memastikan pengampunan dosa yang dicantelkan pada pelaksanaan pertapaannya sejak jaman Paus Leo IV pada tahun 850, tetapi pada setiap langkah kata-kata Orang Kristemb Suci terngiang di telinganya sebagai suatu protes: 'Orang benar akan hidup oleh iman' (Ro 1:17). Jadi, pada puncak dari kebaktian keagamaannya ia meragukan kemujarabannya dalam memberikan damai pada hati nurani yang kacau."  Philip Schaff, History of the Christian Church', vol VII, p 129.
Cerita tentang pertobatannya agak simpang siur, dan sukar dipastikan kapan persisnya ia sungguh-sungguh bertobat dan diselamatkan. Pengertiannya dan kepercayaannya akan keselamatan / pembenaran karena iman yang diajarkan oleh Ro 1:17 itupun melalui pergumulan hebat dan cukup lama. Tetapi, setelah ia betul-betul mengerti dan percaya, maka kegagalannya dalam mencapai 'keselamatan / pembenaran melalui perbuatan baik', dan pengalamannya dalam mendapatkan 'keselamatan / pembenaran karena iman', menyebabkan ia begitu membenci doktrin 'keselamatan karena per-buatan baik'. Ia berkata: "Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci."[4]

Reformasi
Gereja Roma Katolik membutuhkan uang, dan ini menyebabkan terjadinya penjualan surat pengampunan dosa. "Luther telah mengalami pengampunan dosa sebagai suatu pemberian cuma-cuma oleh iman yang hidup. Pengalaman ini sama sekali bertentangan dengan sistim pembebasan dengan cara membayar dengan uang" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p 154. Penjualan surat pengampunan dosa itu menyebabkan pada tanggal 31 Oktober 1517 Luther menempelkan 95 thesisnya pada pintu gereja Witten-berg, Jerman.
Tanggal 31 Oktober 1517 ini akhirnya diperingati sebagai hari Reformasi.
Tulisan Luther ini menyerang penjualan surat pengampunan dosa itu, dan tulisannya ditujukan kepada para ahli theologia jaman itu untuk diperdebatkan. Dan tulisannya ini memang menimbulkan pertentangan / perdebatan yang luar biasa. Dalam bulan Juli 1519 Luther dan teman sejawatnya yang bernama Andreas Carlstadt bertemu dengan John Eck, yang merupakan ahli debat top pada saat itu. Orang Kristen mengadakan debat di depan umum di Leipzig. Dalam perdebatan itu John Eck menunjukkan bahwa beberapa pandangan Luther sesuai dengan pandangan John Hus, yang saat itu dianggap sebagai ajaran sesat oleh gereja Roma Katolik. Akhirnya Luther terpaksa mengakui dengan segan, sesuai dengan keinginan John Eck, sebagai berikut: "Di antara kepercayaan-kepercayaan John Hus dan murid-muridnya yang dikecam, ada banyak yang adalah benar-benar Kristen dan injili dan yang Gereja Katolik tidak bisa mengecam" - Dr. Albert Freundt, 'History of Modern Christianity', p 31.
Cekoslowakia. John Hus dipengaruhi oleh theologia dari Augustine dan Wycliffe. Dalam suatu tulisannya yang berjudul 'On the Church' ia berkata bahwa hanya Kristus sendiri yang adalah kepala gereja. Ia menyerang penjualan indulgence / surat pengampunan dosa dan juga menyerang kejahatan dari gereja dan pastor. Ini menimbulkan konflik, dan Sigismund, kaisar Romawi, mendesak supaya John Hus hadir dalam the Council of Constance dalam tahun 1415, dan kepada John Hus diberikan jaminan keamanan di sana sampai ia bisa kembali dengan selamat. Tetapi ternyata begitu sampai, ia langsung ditangkap, dipenjarakan, diadili dengan cepat, dinyatakan bersalah, dan dihukum mati dengan dibakar, karena ia menolak untuk menarik kembali tulisannya kecuali ia diyakinkan kesalahannya berdasarkan Orang Kristemb Suci. Dengan pengakuan itu Luther sudah menyangkal Council! Dr. Albert Freundt mengomentari dengan berkata: "Ia tidak memaksudkan revolusi; ia bertujuan memurnikan Gereja Katolik dan memelihara kebenarannya. Tetapi perdebatan di Leipzig menghancurkan halangan terakhir yang menahannya pada Roma" - 'History of Modern Christianity', p 31. Dan pada bulan Februari 1520 Luther mengakui lebih jauh dari pada peng-akuannya di Leipzig dengan berkata: "Orang Kristem semua adalah pengikut Hus tanpa orang Kristem sadari" tulisnya, "Santo Paulus dan Santo Agustinus adalah pengikut-pengikut Hus / mempunyai pandangan seperti Hus
- Dr. Albert Freundt, 'History of Modern Christianity', p 31.
Pada bulan Juni 1520, Roma mengeluarkan 'the Bull' (= surat keputusan dari Paus), yang diberi nama 'Exsurge Domine', yang mengecam 41 usul Luther sebagai sesat, dan memerintahkan orang yang setia (kepada Roma Katolik) untuk membakar buku-buku Luther dimanapun bisa ditemukan. Luther diberi waktu 2 bulan untuk menarik kembali ucapan / tulisannya atau ia akan dikucilkan. Pada tanggal 10 Desember 1520, pada pk 9 pagi, Luther membakar bull tersebut beserta buku-buku Katolik lain, di depan umum. Dan pada tanggal 3 Januari 1521, pengucilan terhadap Luther dilaksanakan.
Luther lalu berkata: "Aku berkata (pada perdebatan Leipzig pada tahun 1519) bahwa Council of Constance mengecam beberapa pernyataan dari Hus yang adalah benar-benar Kristen. Aku menarik kembali. Semua pernyataannya adalah Kristen, dan dalam mengecam dia Paus sudah mengecam Injil."  24 hari setelah pengucilan Luther, Charles V (kaisar Romawi) membuka Diet of Worms (pertemuan formil, Worms adalah nama kota) yang pertama. Ia memberi jaminan keselamatan bagi Luther. Luther datang, sekalipun ia tentu tahu bahwa John Hus dibakar hidup-hidup sekalipun ada jaminan keselamatan. Luther berkata: "Aku akan pergi ke Worms, sekalipun disana ada setan-setan sebanyak gen-teng pada atap-atap" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p 298. Dalam perjalanan ke Worms, ia menulis surat kepada Spalatin. “Kamu boleh mengharapkan segala sesuatu dari aku,' tulisnya kepada Spalatin, 'kecuali rasa takut atau penarikan kembali / pengakuan kesalahan. Aku tidak akan lari, dan lebih-lebih aku tidak akan menarik kembali / mengaku salah. Kiranya Tuhan Yesus menguatkan aku.” [5]
Akhir Hidup
Luther meninggal dunia pada tanggal 18 Februari 1546, dan dikuburkan pada tanggal 22 Februari 1546."Tahun-tahun terakhir hidupnya ditandai oleh komplikasi dari bermacam-macam penyakit fisik, rupanya diperparah oleh ketegangan dan pekerjaan dari hidup yang bergejolak. Ini merupakan sebagian penyebab dari sikap mudah marahnya yang sering terjadi dan kemarahannya yang kadang-kadang meledak dan makian dengan kata-kata kasar." Kenneth Scott Latourette, 'A History of Christianity' 729.

PASAL 3
TEOLOGI ATAU DOKTRIN YANG DIANUT MARTIN LUTHER
Tentang Teologi (Yun: theologia, gabungan dari dua kata theos, Allah dan logos, logika), secara sederhana didefinisikan oleh A. H. Strong, sebagai "ilmu tentang Allah dan hubungan-hubungan antara Allah dan alam semesta." Karena Teologia itu merujuk kepada Allah, maka, Thomas Aquinas, mendefinisikannya secara spesifik, sebagai "pikiran Allah, ajaran Allah dan memimpin kepada Allah. [Sinclair B. Ferguson,ENDT: "Theology" (Downers Grove, Illinois, 1988), 680-681]. Sistem Teologi bukan eksklusif milik orang Kristen, tetapi semua agama. Pada umumnya, dunia sekuler, berdasarkan definisi filsafat Aristoteles, menyebut disipilin Teologi sebagai Filsafat Teologi atau Metafisika. Bagi gereja, Teologia memiliki dua pengertian, yaitu pertama, Pengajaran tentang Allah dan kedua,Pengetahuan tentang Allah. Sumber utama Teologi Kristen adalah Alorang Kristemb. Teologia Kristen adalah upaya logis untuk mempelajari tentang Allah dengan sumber utama adalah Alorang Kristemb. Sedangkan tradisi dan tulisan-tulisan bapak-bapak gereja dan teolog-teolog klasik lainnya adalah sebagai pembantu-panduan pengembangan Teologi selanjutnya.

Hasil Karya

Teologi Eksegetis.Teologia Eksegetis meliputi penelaahan Bahasa-Bahasa, Arkeologi, Pengantar, Hemeneutika, Teologi Alorang Kristembiah. Teologi Historis Teologi historis merunut sejarah umat Allah dalam Alorang Kristemb PL dan Gereja sejak Yesus Kristus PB. Teologi Historis membahas awal mula, perkembangan, dan penyebaran Agama yang sejati dan juga semua Doktrin, organisasi, dan kebiasaannya. Di dalamnya termasuk juga Sejarah Alorang Kristemb, Sejarah Gereja, Sejarah Pekabaran Injil, sejarah Ajaran dan sejarah Pengakuan Iman. Teologi Sistematika. Teologi Sistematika menggunaan bahan-bahan yang disajikan oleh (1). Teologi Eksegesis dan (2). Teologi Historis, lalu menatanya menurut suatu Tatanan yang Logis sesuai dengan tokoh-tokoh besar dalam penelitian teologis. Teologi Sistematika membahas Apologetika, Polemik dan Ajaran Etika Alorang Kristembiah.Teologi Praktis. Teologi Praktis meliputi pokok-pokok seperti Homiletika, Organisasi dan Administrasi Gereja, Ibadat, Pendidikan, dan Penginjilan. Jadi, integrasinya, Doktrin yang ada di Alorang Kristemb ditelaah secara Eksegetis berdasarkan Historisitasnya [doktrin berkembang dalam konteks sejarah secara progresif selama pembentukan PL dan PB], kemudian keduanya Disistematisasikan oleh para ahli untuk tujuan Praktis atau aplikasi hidup.[6]
Tentang doktrin merujuk kepada pengajaran tentang Allah yang bersumber dari Alorang Kristemb. Sebuah Doktrin adalah apa yang seluruh orang Kristemb suci ajarkan tentang topik-topik tertentu kepada orang Kristem hari ini. Doktrin ini terkait langsung dengan definisi Teologi Sistematika. Doktrin dapat bermakna sempit atau luas. Doktrin yang luas, misalnya, Doktrin Allah, termasuk sebuah ringkasan dari apa yang Alorang Kristemb katakan kepada kepada orang Kristem tentang Allah. [Wayne Grudem,Systematic Theology: An Introduction toa Biblical Doctrine(G. R. Michigan: Zondervan Pub. House, 1994), 25-26]. Pengertian Doktrin secara sederhana adalah ajaran utama Alorang Kristemb. Ajaran yang tertulis dalamAlorang Kristemb. Ajaran itu tidak pernah salah atau tidak konsisten atau berubah.
Tentang Sistematika Teologi
Sistematika Teologi adalah upaya menyusun Teologia-Teologia yang membentuk Doktrin. Doktrin yang diajarkan oleh Alorang Kristemb tersusun atas Teologi-Teologi dari masing-masing penulis Alorang Kristemb (PL-PB). Seringkali para ahli membagi Alorang Kristemb ke dalam dua Perpektif Teologi, yakni Teologi Perjanjian Lama [teologi menurut penulis-penulis PL. di PL. Contoh: Teologia Ayub. dll.] dan Teologi Perjanjian Baru [Teologi menurut para penulis PB. di PB. Contoh: Teologi Paulus, dll.]. Semua penulis Alorang Kristemb menyepakati tentang tema-tema secara obyektif, misalnya, tema Kristus (--Christology). Penjelasan tema ini menyebar di seluruh Alorang Kristemb (PL-PB) sebelum disistematisasikan dalam oleh para teolog sistematika. Tema-tema Alorang Kristemb ini kemudian disintesa secara kategorial sehingga membentuk akumulasi tema-tema tertentu oleh Bapa-Bapa Gereja, sehingga tema itu mudah dipahami dan dapat diajarkan secara tuntas.
Ada tiga kriteria untuk menentukan Doktrin: (1). Doktrin itu sangat ditekankan dalam Orang Kristemb Suci. (2). Doktrin itu sangat penting dan berpengaruh dalam Ajaran Gereja sepanjang masa. (3). Doktrin itu sangat berpengaruh bagi pengajaran gereja sepanjang masa. Karena kesesuaiannya dengan situasi kontemporer (perubahan), Doktrin-Doktrin itu lebih diterima pada hari ini, ketimbang buku-buku teks Teologi Sistematika. [Wayne Grudem, Systematic Theology: An Introduction to a Biblical Doctrine (GR. Michigan: Zondervan Pub. House, 1994), 25-26]. Usaha mensintesa tema-tema Alorang Kristemb ini disebut usaha Sistematisasi Doktrin. Tema-tema Alorang Kristemb yang menyebar dan telah diakumulasi itu membentuk beberapa tema mayor, misalnya, secara umum ada 7 Doktrin mayor dalam Alorang Kristemb (sebutannya bisa berbeda): (1). Doktrin Alorang Kristemb. (2). Doktrin Allah. (3). Doktrin Manusia. (4). Doktrin Kristus dan Roh Kudus. (5). Doktrin Aplikasi Penebusan. (6). Doktrin Gereja. (7). Doktrin Akhir zaman. Istilah "Doktrin" tidak dapat diganti dengan istilah "Teologi" Misalnya: "Doktrin Allah" tidak bisa menjadi "Teologi Allah", dll. Doktrin-Doktrin (Misalnya: Doktrin Allah) ini bisa dipersempit, seperti: Doktrin Kekekalan Allah, atau Doktrin Trinitas, atau Doktrin Penghakiman Allah. Doktrin-Doktrin, dalam pengajaran dan penyelidikannya bisa dikembangkan, tetapi tidak akan berubah atau bertambah, selama Alorang Kristemb Kanonik (PL-PB) adalah Sumber Doktrin itu.
Dengan demikian, berdasarkan fungsinya, tugas seorang teolog sistematika adalah menata secara Logis semua Doktrin yang sudah tersedia di Alorang Kristemb dengan panduan Tokoh-Tokoh Besar dalam penelitian Teologi lainnya. Misalnya, John Calvin, dengan Institutionya tidak bisa lepas dari karya-karya Bapak-Bapak Gereja, seperti Agustinus, Thomas Aquinas, dll. Hasil akhir dari usaha "Sistematisasi" Doktrin Alorang Kristemb itu disebut Teologi Sistematika. (Silahkan bandingkan dengan karya Louis Berkhof, Teologi Sistematika (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesi oleh LRII, Jakarta).

Dogma

Dogma merujuk kepada apa yang dilihat benar oleh seseorang dan yang mempengaruhi pendiriannya. Dalam gereja, Doktrin adalah Kebenaran Sejati yang dinyatakan oleh Allah di dalam Kristus dan tertulis dalam Alorang Kristemb. Doktrin yang telah disepakati akan disebut Dogma. Doktrin menentukan Dogma. Dogma-dogma Kristen ditetapkan dalam Konsili-Konsili. Misalnya, Doktrin Kristus (--Kristologi, sebagai Doktrin yang banyak menghadapi permasalahan) disepakati sebagai Dogma Gereja dalam 4 kali Konsili, tahun 325, 787, 1215 dan 1545-1563 Masehi. Jadi, Dogma yang sejati dasarnya adalah Doktrin atau Pengajaran yang bersumber dari Alorang Kristemb itu sendiri dan ditetapkan oleh Konsili Gereja sebagai Dogma Gereja yang sah dan benar.

Tentang Aliran Teologi

Aliran Teologi adalah adalah suatu Sistem Pemahaman Teologi yang dikembangkan oleh seseorang atau kelompok dalam suatu masa atau generasi tertentu, yang kemudian diwariskan kepada pengikut atau generasi berikutnya. Sistem ini membentuk sebuah sudut pandang tertentu yang unik yang dianggap dan diyakini benar sehingga membentuk Komunitas dengan sejarah pemikiran yang sama dan gerakan yang sama. Orang-orang yang tergabung di dalam Komunitas ini akan disebut sesuai nama-nama Teori atau Teologinya atau pencetusnya. Contoh: Gereja-gereja yang mewarisi Teologia Reformator, misalnya, Martin Luther atau John Calvin, maka gereja-gereja ini beraliran Teologia Reformasi atau Injili tetapi tidak disebut "berdoktrin Luther atau Calvin" atau berdoktrin Reformasi. Karena Luther atau Calvin atau Reformator lainnya tidak menciptakan Doktrin tetapi hanya memurnikan Doktrin yang sudah ada. Meskipun, Calvin menemukan cara pandangan lain dalam mengembangkan Doktrin Keselamatan dari Alorang Kristemb, tentang "Predestinasi" dan "Inneransi Alorang Kristemb", dll.; yang sebelumnya diabaikan oleh para teolog Katolik Roma. Misalnya, jika ada Pendeta yang mengatakan: "Kami menganut Doktrin Calvin, dapat dipastikan bahwa yang dia maksudkan adalah "Doktrin yang diwariskan oleh Calvin atau para Reformator "bukan Doktrin Menurut Calvin". Calvin sendiri mendasari Teologianya pada Alorang Kristemb. Doktrin-Doktrin yang Dia ajarkan pun adalah dari Alorang Kristemb. Silahkan Baca terjemahan dan ringkasan buku Yohanes Calvin, Institutio. Gerakan Kharismatik adalah suatu aliran yang menekankan kharisma dalam pelayanan dan ibadah. Gereja-gereja ini beraliran Kharismatik atau Pentakostal. Sebenarnya. Kharismatik dan Pentakosta disebut "gerakan, movement)", bukan "Aliran Teologi". Karena dalam tradisi, Kharismatik tidak menciptakan atau membuat Aliran Teologia atau "Doktrin Baru", tetapi para penggerak Kharismatik atau Pentakostal itu memberikan penekanan pada hal-hal yang margin - yang tidak utama dalam Doktrin Ortodoks. Misalnya, Doktrin Baptisan. Gerakan Kharismatik atau Pentakostal mengajarkan bahwa baptisan "harus" selam, jika tidak, berarti tidak sah atau salah. PAdahal tidak harus seperti itu.

Pengajaran Doktrin Bisa Berbeda Dan Salah

 Jika Doktrin yang diajarkan oleh gereja tersebut tidak sesuai dengan Doktrin-Doktrin Ortodoks, maka gereja itu dianggap Salah atau Sesat. Doktrin Ortodoks secara sederhana dirumuskan dalam Pengakuan Iman Rasuli, Nicea-Konstantinopel, Chalcedon, Athanasius. Masing-masing aliran gereja bisa berbeda-beda dalam memberikan penekanan pada Doktrin. Misalnya, dalam mengkhotbahkan Doktrin Keselamatan, gereja-gereja yang beraliran Teologi Calvinis - Injili cenderung mengajarkan Keselamatan oleh Anugerah Allah. Sedangkan di gereja lainnya, menekankan keselamatan melalui perbuatan baik, dsb. Doktrin Keselamatan itu sendiri tidak berubah, tetapi cara mengajarkan dan memberikan penekanan pada Doktrin itu yang berbeda.Aliran Teologi seseorang bisa berubah.[7]
Doktrin itu sifatnya tetap dan benar. Tetapi, seringkali ada Pendeta, Ahli Teologia yang memberikan penekanan yang berlebihan untuk hal-hal tertentu, namun mengabaikan hal-hal yang utama - prinsipil. Cara dan Metode Berteologia seseorang juga sangat berperan dalam mempengaruhi Teologinya. Aliran Teologia seseorang bisa mempengaruhi jemaat yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, jangan karena dia sesorang 'Pendeta yang berbakat' atau 'Teolog yang handal' dan 'Populer' maka dia dianggap tidak bisa salah. Jadi, antara Sudut Pandang Teologi Seseorang terhadap suatu Doktrin dengan Aliran Teologi yang dianut oleh sebuah Denominasi atau gereja bisa bebeda dan salah. Ujilah apa yang anda dengar! Ujilah segala sesuatu.

Aliran Teologi Membentuk Komunitas

Macam-macam Aliran Teologi yang membentuk komunitasnya sendiri dalam Organisasi-Organisasi dan Yayasan-Yayasan dalam Kristiani. Antara lain:
1.      Angglikan
2. Arminian
3. Baptis
4. Dispensasional
5. Lutheran
6. Reformed/Presbiterian
7. Kahrismatik/Pentakostal
8. Katolik Traditional
9. Katolik Paska Konsili Vatikan II.
10. Kristen Ortodoks
11. Dsb.
Corak suatu Denominasi sangat dipengaruhi oleh Pemikiran dan Teologia yang dianut oleh Perintisnya.
Teologia Seseorang Bisa Salah

Selama Teologia yang dimaksud adalah Teologia seseorang, bukan Teologia Para Penulis Alorang Kristemb, maka ada tiga jawaban: (a). Ya. (b). Tidak dan (c). Bisa Ya atau tidak. (1). Ya. Dalam sejarah gereja banyak sekali para Teolog yang dianggap salah atau Sesat atau Bidat. Misalnya, Marcion, dianggap Bidat karena membuang semua PL; Phillips Melancthon, reformator yang dianggap Humanis-kompromis, sehingga ia tidak termasuk reformator sejati; Paul Yonggi-Cho, Teolog Korea Modern dengan Teologia Samanisme--Perdukunan, dll. (2). Tidak. Teologi para Penulis Alorang Kristemb tidak pernah salah. Hanya Yakobus, dalam surat Yakobus, di PB. yang dianggab "jerami" oleh Martin Luther karena Doktrinnya agak berbeda atau tidak sama dengan Surat-Surat lain. (3). Ya dan Tidak. Seorang Teolog bisa benar dalam suatu Doktrin namun bisa salah dalam Doktrin yang lain. Contoh: Pandangan Teologia Calvin berbeda dengan pandangan Teologia Armenius dalam menafsirkan Doktrin Dosa dan Doktrin Keselamatan. Dalam Doktrin yang lain, Armenius sama dengan Calvin. Dalam perbedaan ini, apakah Armenius atau Calvin yang salah? Jawab: Akibatnya, membentuk dua kubu bagi di dalam Aliran Teologi; pro-Armenius dan pro-Calvin. Jadi, teologi bisa salah karena tidak konsisten, namun bisa benar secara Alorang Kristembiah. Ini yang disebut "spekulasi dalam menafsirkan Doktrin".
Walaupun Aliran Teologi yang dianut di masing-masing Gereja berbeda, tetapi orang Kristen tetap memiliki Doktrin yang sama, kecuali untuk Gereja Roma Katolik (ada sedikit perbedaan) dan aliran-aliran "lain". Teologia bisa berbeda, tetapi Doktrin tetap sama selama Gereja tersebut bukan gereja sesat. Gereja tidak berhak mengubah doktrin, tetapi pandangan Teologi seseorang atau gereja terhadap doktrin tertentu bisa berbeda.

PASAL 4
KESIMPULAN

Demikianlah penjelasan (sangat) singkat tentang aliran gereja dari rumpun Protestan yang masuk dan berkembang  di Indonesia. Sebagaimana telah di jelas dalam isinya, karena kesempatan dan ruang yang sangat terbatas maka berbagai aspek dari aliran-aliran gereja ini tidak dapat diuraikan lebih rinci. Semoga melalui tulisan ini para pembaca dapat mengetahui secara garis besar aliran-aliran gereja yang ada dan berkembang di Indonesia. berharap kiranya dengan mengetahui aliran-aliran lain (di luar aliran yang kita anut),  kita dapat lebih saling mengenal satu dengan yang lain, kendati ada beberapa perbedaan di antara pada masa kini. Akhirnya, mari umat Kristiani berdoa semoga perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara pada masa kini (gereja-gereja di Indonesia)  tidak akan menjadi batu sandungan bagi orang percaya dalam bersaksi dan melayani di muka bumi  ini, khususnya di Indonesia. Demikianlah karya tulis ini agar bermanfaat bagi pembaca. Tuhan Yesus Memberkati Amin.

No comments:

Post a Comment